yufid.com

Minggu, 21 Agustus 2016

Buah keimanan haji

Posted by Abu Abdillah Riza Firmansyah On 07.19 No comments
PELAJARAN KEIMANAN DARI MANASIK HAJI
Oleh : Ustadz Abul Abbas Thobroni

Allah telah menciptakan sebuah kiblat di bumi sebagai petunjuk arah bagi manusia untuk beribadah kepada Nya. Ka’bah adalah kiblat pertama kali di muka bumi, yang dibangun oleh Nabi Ibrahim di kota suci Mekah. Ketika Nabi Ibrahim selesai dalam pembangunan ka’bah yang dibantu oleh puteranya yaitu Nabi Isma’il, maka Allah memerintahkan kepada nabi Ibrahim untuk mengumumkan ibadah haji kepada manusia niscaya pasti manusia akan berbondong-bondong untuk mendatanginya.
Allah berfirman: “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh,
supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir”. QS. al-Hajj: 27-28

Haji adalah ibadah yang sangat urgen dalam Islam, oleh sebab itu Islam menjadikan haji sebagai salah satu pilar penting dalam rukun Islam. Ibadah haji sarat dengan banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik, jika seorang muslim duduk sebentar merenung faedah dari ibadah haji pasti ia akan mendapat ribuan faedah. Dan pada edisi ini kita akan menyebutkan 10 pelajaran dari ibadah yang mulia ini. 

1.       Haji adalah Madrasah untuk mentauhidkan Allah.
Tauhid adalah inti sari dakwah para Nabi dan Rasul, dan hakikat tauhid adalah mengesakan Allah dalam semua bentuk macam ibadah dan pengagungan. Oleh sebab itu semua Nabi mendakwahkan kepada kaumnya dengan ucapan ( يا قومي اعبدوا الله ما لكم من إله غيره )  “Wahai kaumku sembahlah Allah, sesungguhnya tidak ada sesembahan yang berhaq kalian sembah melainkan hanya Allah semata” QS. al-A’rof: 59, 65, 73, 85
Manasik haji dari yang awal sampai akhir semuanya menunjukan akan agungnya tauhid kepada Allah dan bahaya kesyirikan. Kita ambil contoh adalah lafadz Talbiyah yang sering dilantunkan ketika haji, yaitu lafadz
( لبيك اللهم لبيك, لبيك لا شريك لبيك, إن الحمد و النعمة لك و الملك لا شريك لك  )
“Aku penuhi panggilan engkau wahai tuhanku,  aku penuhi panggilan engkau wahai dzat yang tidak bersekutu, sesungguhnya pujian, nikmat dan kekuasaan hanya milik engkau dan tidak ada sekutu bagi engkau”
Imam Ibnu Zaid berkata: “Tidak ada seorang pun yang berbuat kesyirikan kecuali pasti dia beriman kepada Allah bahwa Dia lah Tuhan, Pencipta, dan pemberi rizki. Oleh karena itu orang – orang kafir Quraisy menambahkan lafatdz talbiyah dengan kalimat
( لا شريك لك إلا شريكا هو لك, تملكه و ما ملك ) “Tidak ada sekutu bagi engkau melainkan sekutu yang engkau miliki, engkau menguasai sekutu tersebut dan ia tidak memiliki apa-apa” (Jami’ul Bayan:8/77-78)   

2.       Haji adalah sarana untuk mendapatkan segudang pahala.
Diantara manfaat haji adalah pengantar menuju surga Allah, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Umrah satu dengan yang ke dua akan menghapuskan dosa-dosa yang terjadi antara keduanya. Dan haji yang mabrur tidak ada balasan baginya melainkan hanya surga” (H.R Muslim)
Haji juga akan menghilangkan kefakiran dalam diri seorang muslim, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Seringlah mengerjakan umroh dan haji, karena keduanya akan menolak kefakiran dan membersihkan dosa sebagaimana panasnya api akan menghilangkan kerak besi” (H.R Nasa’i dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)

3.       Haji adalah media untuk pembersihan jiwa.
Manusia pasti tidak luput dari kubangan noda dosa dan manksiat, maka Allah telah menjadikan beberapa amal shalih yang bisa menghapuskan noda dosa tersebut dan ibadah haji salah satu dari ibadah tersebut.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang haji dan ia tidak berbuat sia-sia dan kefasikan maka pasti ia pulang bagaikan bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya” (H.R Bukhari & Muslim)
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam pernah berkata kepada Amr Bin Ash: “Wahai Amr apakah engkau tidak mengetahui bahwa Islam akan menghapuskan dosa-dosamu sebelumnya, demikian juga hijrah akan menghapuskan dosa-dosamu yang lalu, juga haji akan menghapuskan dosa-dosamu yang lalu” (H.R Muslim)

4.       Haji adalah madrasah untuk pemutusan terhadap syahwat dunia.
Orang yang haji ketika sudah ihram maka dia harus meninggalkan syahwat duniawiyah seperti hubungan intim, baju berjahit, minyak wangi, memotong kuku dan rambut. Bahkan ketika haji orang hanya berpakaian baju ihram berupa dua helai kain putih. Ini semua untuk mengingatkan kita bahwa kita adalah makhluq faqir yang tidak memiliki sesuatu apa pun dan kita juga kembali kepada Allah tanpa membawa sehelai kenikmatan. Sehingga tidak ada yang perlu kita sombongkan dan banggakan dari apa yang kita miliki, karena semuanya hanya pemberian dan titipan Allah semata.

5.       Haji adalah momentum terbesar untuk mengikat ukhuwah imaniyah.
Kaum muslimin adalah sebuah umat yang saling bersaudara bagaikan anggota tubuh yang jika satu anggota sakit maka semuanya juga ikut merasakan, mereka semua diikat dengan ikatan persaudaraan yang sangat kokoh yaitu ukhuwah imaniyah. Ukhuwah imaniyah ini lebih tinggi dari pada hubungan persaudaraan yang diikat dengan garis keturunan (nasab), pernikahan, kabilah, suku, ras, pertemanan, dan mitra usaha. Dan haji adalah sinyalir yang sangat jelas kepada manusia bahwa muslim adalah umat yang satu walaupun mereka berbeda ras, negara, bahasa, warna kulit, dan jabatan. Semua manusia berkumpul di tempat yang satu dengan aktifitas yang rapi dan teratur tanpa memandang perbedaan diantara mereka.

6.       Haji adalah sarana untuk meniti jejak Nabi Ibrahim dan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam.
Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam pernah melaksanakan ibadah haji pada tahun 10 hijriyah, dan itu merupakan haji satu-satunya beliau setelah beliau hijrah ke Madinah sehingga dikenal dengan haji Wada’ (perpisahan) karena di tahun tersebut Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam meninggal dunia. Bahkan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam memerintahkan kepada umatnya untuk mengambil manasik haji beliau ketika itu, karena mungkin tahun berikutnya tidak bisa berjumpa lagi dengan umatnya.
Beliau bersabda:
( خذوا عني مناسككم فلعلي لا ألقاكم بعد عامي هذا   )   
“Ambil lah manasik haji kalian dariku, karena mungkin aku tidak bisa berjumpa dengan kalian pada tahun depan” (H.R Muslim)
Dan ini semua sebagai bentuk perealisasian pengikutan Nabi Muhammad kepada Nabi Ibrahim, karena Allah telah memerintahkan kepada nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam dan umatnya untuk mengikuti agama Nabi Ibrahim. Allah berfirman: “Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif (lurus) dan bukanlah Dia Termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan” (QS. an-Nahl: 123)

7.       Haji adalah ujian hati dari sifat riya’ dan sombong.
Manusia sifatnya suka dipuji, dimuliakan, diagungkan, dan lainnya. Oleh sebab itu sering manusia pamer dan menampakan amalkan supaya orang lain mengetahuinya dan memujinya. Inilah riya’ yang bisa membatalkan amal kebaikan, karena riya’ tujuanya adalah mencari pujian manusia bukan ridha Allah. Terlebih kebiasaan di Negeri Indonesia bagi orang yang pulang haji mendapatkan gelar Pak Haji dan Bu Hajah, padahal ibadah yang lain tidak pernah ada panggilan, sehingga tidak ada panggilan Pak Sholat, Pak Zakat, Pak Puasa, dan lainnya.

8.       Haji melatih manusia untuk hidup disiplin dan tertib.
Islam sangat menekanlan hidup yang disiplin dan teratur, oleh sebab itu dalam ibadah sholat dan haji semua gerakan diatur dengan sangat rapi dan teratur. Dan ini memberikan isyarat kepada manusia bahwa kehidupan dunia juga haru rapi dan teratur. Terlebih dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, jika masyarakat tidak mau tunduk kepada pemimpin maka hasilnya kehiduan akan berantakan dan kacau. Jalan-jalan macet, sampah-sampah berserakan, ekonomi pasar yang porak poranda karena orang yang kuat memakan yang lemah, orang yang kaya menginjak orang yang miskin.

9.       Haji adalah sumber segala kebaikan dunia dan akhirat.
Allah berfirman: Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak”. (QS. al-Hajj: 28).
Dalam ayat ini disebutkan ( منافع ) yang merupakan kata jama’ (plural) dari منفعة yang berarti banyak manfaat, dan Allah menyebutkan dengan bentuk Nakirah menunjukan bahwa manfaat tersebut umum untuk dunia dan akhirat.
Abdullah bin Abbas berkata: “Manfaat dunia dan akhirat. Manfaat akhirat adalah memperoleh keridhoan Allah, sedangkan manfaat dunia adalah menikmati daging haji dan kurban demikian dia bisa berdagang sambil haji” (ad-Dur al-Mantsur:6/73)
Dahulu kaum muslimin merasa salah jika berhaji sambil berdagang, maka Allah membolehkan perdagangan tersebut dan berfirman: “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu” (QS. al-Baqarah: 198)

10.   Haji adalah renungan bahwa cikal bakal Islam adalah Arab.
Oang yang hendak menjalankan ibadah haji maka ia harus berjalan menuju mekah karena kiblat berada di sana, demikian juga lafadz-lafadz bacaan pun dengan Bahasa Arab. Ini semua menunjukan bahwa Islam bersumber dari Arab, yang mana al-Qur’an diturunkan dengan Bahasa Arab, Nabi Muhammad juga orang Arab yang berlogat Arab, demikian juga Ulama-ulama Islam berbahasa arab seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad. Maka pemikiran yang ingin memisahkan antara Islam dan Arab hanyalah hembusan propaganda kafir untuk menghancurkan Islam.

Semoga pelajaran-pelajaran dari ibadah haji ini bisa bermanfaat bagi kita semua. WALLAHU A’LAM.

0 komentar:

Cari Artikel Hidayahsalaf