QONA’AH DAN TIDAK TAMAK SIFAT SEORANG DA’I
Pengertian
Secara basasa
berarti ridho dengan pembagian.[At Ta’rifat oleh Al jarjani halaman 179]
Secara istilah
qona’ah berarti ridho dengan pemberian dari Alloh.[Masyariq Al Anwar 2/187]
Qona’ah juga berarti
ridho dengan keadan yang serba kekurangan. [Mu’jam Maqolid Al ‘Ulum wa Al
Huduts wa Ar Rusum oleh As Suyuthi 205]
Dalil-dalil
tentang Qona’ah
Dari Al
Qur’an
مَنْ
عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ
حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ
يَعْمَلُونَ
[النحل: 97]
" Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh,
baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan
Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri
balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan”. QS. An Nahl: 97
Dari Muhammad bin Ka’b
menafsirkan firman Alloh “kehidupan yang baik”, berkata: “Qona’ah”.[Al Qona’ah
wa At Ta’affuf oleh Ibnu Abi Ad Dunia 61]
Demikian juga penafsiran yang sama oleh Ali bin Abu Tholib dan Al Hasan Al Bashri.
Firman Alloh Ta’ala
إِن يَكُونُوا فُقَرَاء يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ وَاللَّهُ
وَاسِعٌ عَلِيمٌ [النور: 32].
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan
orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan
hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan
mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha
Mengetahui”.QS. An Nur: 32
Al Baghowi mengatakan; “dikatakan al Ghina; ini adalah Qona’ah”.[Ma’alim
At Tanzil 6/40]
Alloh Ta’ala berfirman:
وَأَطْعِمُوا
الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ [الحج: 36].
“Dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya
(yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta”.QS. Al Hajj: 36
Abu Ishaq Ats Tsa’labi berkata: “Al Qoni’ diambil dari kata Al Qona’ah
yakni ridho, menjaga diri, dan tidak mau meminta-minta”.[Al Kasyfu wa Al Bayan
7/23]
Dalil hadits
عن عبد
الله بن عمرٍو رضي الله عنهما، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ((قد أفلح من
أسلم ورزق كفافًا وقنعه الله))
Dari Abdulloh
bin ‘Amr Radhiyallohu’anhuma bahwa Rasululloh Shallallohu’alai wa
sallam bersabda: “sungguh telah beruntung orang yang masuk Islam, diberikan
rezeki yang cukup dan diberikan qona’ah oleh Alloh”. HR. Muslim
Al Mubarokfuri
berkata: “Kafafan berarti apa-apa yang mencukupi kebutuhannya, Qona’ahulloh
artinya Dia menjadikannya qona’ah dari pemberian”.[Tuhaftul Ahwadzi 4/508]
Perkataan Salaf tentang Qona’ah
قال علي
بن أبي طالب رضي الله عنه، الرزق رزقان: فرزق تطلبه، ورزق يطلبك فإن لم تأته أتاك
Ali bin Abi Tholib Radhiyallohu’anhu berkata: “rezeki itu
ada 2 macam; rezeki yang anda cari, dan rezeki yang mencari anda, walaupun anda
tidak mencarinya maka ia yang mendatangimu”.
[disebutkan
oleh Ibnu Abdi Robbihi di dalam Al Aqd Al Farid 3/169 dan diriwayatkan oleh Al
Jarjani secara marfu’ di dalam Tarikh Al Jarjan hal. 366]
-
قال عمر
بن عبد العزيز: الفقه الأكبر القناعة وكف اللسان
Umar bin Abdul ‘Aziz berkata: “Fiqih akbar adalah Qona’ah
dan menjaga lisan”.[Adabul Majalis wa Hamd Al Lisan oleh Ibnu Abdil Barr hal.
87]
-
Dari Al Hasan berkata; “senantiasa anda menjadi
orang yang mulia di sisi manusia atau dengan kata lain senantiasa orang-orang
memuliakanmu selagi tidak menuntut apa-apa yang berada di tangan mereka. Apabila
anda melakukan hal itu maka mereka akan meremehkanmu, membenci perkataanmu, dan
membencimu”. [Hilyatul Auliya’ oleh Abu Nu’aim Al Ashbahani 3/20]
Maka perhatikanlah baik-baik dalil, sikap,
dan contoh uswatun hasanah dari Para Salafush Sholih menunjukkan dan
menggambarkan kefaqihan dan kedalaman ilmu mereka fiqhul akbar mereka dimana
mereka mencukupkan diri dan tidak meminta-minta. Mereka para Salaf tidaklah
banyak alas an, hujjah, komentar, mencari-cari dalil dan fatwa Ulama’ yang
sejalan dengan jiwanya. Al Muhim Salaf adalah solusi dari pertikaian.
Adapun riwayat yang berbunyi
كاد الفقر أن يكون كفراً
“Hampir-hampir kefakiran
menjadikan kekufuran”
Dhoif (lemah) lihat Silsilah Al Ahadits Adh
Dhoifah wa Al Maudhu’ah oleh Syaikh Al-Albani nomor 4080
Oleh Abu Abdillah Riza Firmansyah
0 komentar:
Posting Komentar