Syi'ah
sebenarnya berarti pendukung, penolong, teman dekat (QS 37/83 dan 28/18), kata
ini lalu digunakan oleh orang rawafidh (kelompok yang menolak kepemimpinan
Abubakar dan Umar Radhiyallahu 'Anhuma) sebagai nama kelompok mereka.
Dalil-dalil
Sunnah dan Sejarah tentang Syiah :
1.
Bahwa setelah perang Shiffin, Ibnu Abbas ra berdialog dengan Muawiyyah ra dan
ditanya oleh Muawiyyah ra(Radhiyallahu 'Anhu) : "Dari Syi'ah mana anda? Dari Syi'ah Utsman
atau dari Syi'ah Ali?" Jawab Ibnu Abbas ra(Radhiyallahu 'Anhuma) : "Saya dari Syi'ah
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi was Sallam." (HR Abu Nu'aim dalam
al-Hilyah)
2.
Sa'id bin Hatim ra(Radhiyallahu 'Anhu) bertanya tentang witirnya Nabi Shallallahu 'Alaihi was
Sallam pada Ibnu Abbas ra, maka jawab Ibnu Abbas ra : "Maukah Anda aku
kabarkan orang yang paling tahu tentang witirnya Nabi Shallallahu 'Alaihi was
Sallam?" Kujawab : "Ya." Maka kata Ibnu Abbas ra : "Tanya
pada A'isyah!" Lalu aku minta tolong tanyakan melalui Hukaim bin 'Aflah ra
sebab aku pada waktu itu termasuk syi'ah Ali ra(Radhiyallahu 'Anhu).
3.
Pada abad ke-2 dan ke-3 hijrah, istilah Syi'ah juga digunakan. Dalam tarikh,
khalifah Ibnu Khayyan saat mengomentari keruntuhan khalifah sebelumnya
mengatakan : "Inilah akibat Syi'ahnya Marwan bin Muhammad.
Parsialnya
Manhaj Syiah :
1.
Yaitu dalam syu'ur (emosi), karena mereka selalu berusaha mengangkat emosi
ummat melalui perantaraan ahlu bait Nabi Shallallahu 'Alaihi was Sallam. Tapi
cinta mereka parsial, karena ahlu bait mereka batasi hanya pada Ali ra dan
keluarganya, sementara A'isyah ra mereka caci-maki.
2.
Makna ahlu bait dalam al-Qur'an : Suami dan istri (QS 11/73), ibu dan bapak (QS
28/12), isteri-isteri (QS 33/33).
3.
Kelompok syi'ah mengartikan bahwa QS 33/33 itu yang dimaksud Ali ra saja,
karena menggunakan dhamir 'alaikum. Hal ini dijawab bahwa kum juga mencakup
lelaki dan wanita sebagaimana dalam lafadz salam (assalamu 'alaikum), apalagi
awal ayat bicara tentang istri Nabi Shallallahu 'Alaihi was Sallam.
Parsial dalam Mencintai Ahlul Bayt:
1.
Terhadap paman-paman Rasulullah Shallallahu 'Alaihi was Sallam: Mereka
habis-habisan menyatakan Abu Thalib itu muslim dengan menolak hadits-hadits
yang shahih, tapi menolak Abbas ra, bahkan menyatakan bahwa Abbas itu tidak ada
dan hanya rekayasa sejarah orang-orang Abbasiyyah. Kenapa? Sebab dalam fiqh
(termasuk fiqh syi'ah) anak paman terhalang oleh paman dalam hak waris.
2.
Terhadap para isteri Rasulullah Shallallahu 'Alaihi was Sallam: Istri nabi
Shallallahu 'Alaihi was Sallam mereka bagi dalam 2 kubu (padahal kenyataannya
tidak demikian), yaitu kubu A'isyah, Hafshah, dll (yang menolak Ali ra) dengan
kubu Ummu Salamah (pendukung Ali ra). Pokoknya semua hal agama diterima dan
ditolak bukan berdasarkan dalil yang shahih melainkan berdasar perasaan mereka
pada Ali ra. Kisah perang Jamal secara panjang lebar disebutkan dalam Sirah
Ibnu Hisyam dan Thabaqat Ibnu Ishaq.
3.
Terhadap anak-anak Rasulullah Shallallahu 'Alaihi was Sallam: Mereka
memuji-muji Fathimah ra saja, tetapi pada putri Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
was Sallam yang lain, Ruqayyah ra dan Ummu Kultsum ra, dianggap bukan putri
Nabi Shallallahu 'Alaihi was Sallam, hanya karena mereka dinikahkan oleh Nabi
Shallallahu 'Alaihi was Sallam dengan Utsman ra, sementara mereka membenci
Utsman ra.
4.
Terhadap para menantu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi was Sallam: Mereka
mencintai Ali ra, tapi membenci Utsman ra (padahal Utsman ra termasuk 10 orang
sahabat yang dijamin masuk syurga). Begitu bencinya mereka pada Utsman ra,
sehingga istri Utsman ra (Ruqayyah ra dan Ummu Kultsum ra) dianggap mereka
bukan anak Nabi Shallallahu 'Alaihi was Sallam.
5.
Terhadap para cucu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi was Sallam: Yang dianggap
cucu Nabi Shallallahu 'Alaihi was Sallam oleh mereka hanyalah Hasan ra dan
Husain ra, sedangkan Ummu Kultsum ra, putri Ali ra yang dinikahkan dengan Umar
ra dianggap jin perempuan (padahal Imam Jalaluddin as Suyuthi dalam tarikhnya
meriwayatkan kisah keutamaan Ummu Kultsum dengan suaminya, dalam hadits yang
panjang). Demikian pula mereka menafikan Umamah ra (anak Zainab ra dengan
pernikahannya dengan Abul Ash ra), padahal Umamah ra ini sangat dicintai Nabi
Shallallahu 'Alaihi was Sallam, sampai-sampai saat beliau shalat pernah sambil
menggendong Umamah ra (oleh kelompok Syi'ah hadits tersebut diganti dengan
Husein ra), bahkan saat Fathimah ra sakit menjelang wafatnya ia meminta Ali ra
untuk menikahi Umamah ra.
6.
Terhadap Para Mertua Nabi Shallallahu 'Alaihi was Sallam: Mereka tidak mengakui
kekhalifahan Abu bakar ra dan Umar ra, karena mereka menganggapnya sebagai
merebut hak Ali ra.
Jenis-jenis
aliran Syiah dalam Memandang Ali Ra(Radhiyallahu 'Anhu) :
1.
Ekstrim Mencintai Ali ra : Merupakan mayoritas dari syi'ah, yang sangat
mengkultuskan Ali ra, dan mengkafirkan Abubakar ra dan Umar ra. Kelompok ini
berawal dari ajaran Abdullah bin Saba '
(seorang Yahudi yang pura-pura masuk Islam). Alirannya disebut Saba'iyyah.
Termasuk kelompok ini adalah Khomeini yang dalam bukunya yang menggemparkan
(Kasyful Asrar) menulis doa untk melaknat Abubakar ra dan Umar ra (doa 2
berhala Quraisy). Kelompok Syi'ah mati-matian memfiktifkan Ibnu Saba' dan
menyatakan haditsnya hanya melalui Abu Mihnah saja, padahal juga terdapat dalam
al-Musnad oleh Imam Ahmad, Tahzhib wa Tahdzib oleh Ibnu Hajar, dll. Ibnu Saba'
ini lalu dibuang oleh Ali ra ke Madain.
2.
Ekstrim Mengkafirkan Ali ra : Tokohnya adalah Ibnu Kamil, kelompok ini
mengkafirkan Ali ra karena menganggapnya tidak serius menjelaskan masalah
Imamah pada ummat sehingga membuat umat Islam berpecah-belah.
3.
Moderat : Mereka hanya menganggap bahwa Ali ra adalah sahabat yang paling utama
dan paling berhak terhadap kekhalifahan setelah Nabi Shallallahu 'Alaihi was
Sallam.
Maraji':
1.
Al-Habsyi, Husein. 1991. Sunnah-Syiah dalam Ukhuwah Islamiyah. Al-Kautsar. Malang .
2.
MuShallallahu 'Alaihi was Sallami, Ali bin Hushain ar-Radhi, 1990. NAHJUL
BALAGHAH. YAPI. Jakarta .
3.
Al-MuShallallahu 'Alaihi was Sallami, S., 1983. DIALOG SUNNAH-SYI'AH. Mizan. Bandung .
4.
Subhani, Ja'far, 1405. ISHMAH. Muassasah an-Nashri al-Islami. Qum-Iran.
[syiahindonesia.com]
[hidayahsalaf.blogspot.com]
0 komentar:
Posting Komentar