KEDUDUKAN KITAB DURRATUN NASHIHIN
Pertanyaan :
Bagaimana kedudukan kitab Durratun Nashihin? Apakah dapat dijadikan rujukan untuk diamalkan? Jazakumullah khair
sigit@yahoo.com
Jawab:
Di masyarakat kita, kitab ini cukup populer, menjadi pegangan dalam pengutipan hadits dalam ceramah-ceramah. Lengkapnya, berjudul Durratun Nashihin Fil Wa’zhi wal Irsyad karya Syaikh ‘Utsman bin Hasan bin Ahmad Syakir al-Khubari seorang Ulama yang hidup di abad ke sembilan hijriyah.
Bagaimana kedudukan kitab Durratun Nashihin? Apakah dapat dijadikan rujukan untuk diamalkan? Jazakumullah khair
sigit@yahoo.com
Jawab:
Di masyarakat kita, kitab ini cukup populer, menjadi pegangan dalam pengutipan hadits dalam ceramah-ceramah. Lengkapnya, berjudul Durratun Nashihin Fil Wa’zhi wal Irsyad karya Syaikh ‘Utsman bin Hasan bin Ahmad Syakir al-Khubari seorang Ulama yang hidup di abad ke sembilan hijriyah.
Tentang kitab ini, kami kutipkan pernyataan Syaikh bin Baz rahimahullah
dalam Fatawa Nur ‘ala ad-Darb (1/80-81), dengan ringkas sebagai berikut:
“Kitab ini tidak bisa dijadikan pegangan. (Sebab) berisi hadits-hadits
maudhu (palsu) dan lemah yang tidak bisa dijadikan sandaran, sehingga tidak
sepatutunya buku ini dijadikan sandaran dan kitab-kitab serupa lainnya yang
berisi hadits palsu dan lemah. Hal ini karena hadits-hadits Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mendapatkan perhatian penuh dari para
imam-imam (ahli) Sunnah. Mereka telah menjelaskan dan memilah hadits-hadits
shahih dan yang tidak shahih. Maka, sudah seharusnya seorang mukmin memiliki
kitab-kitab yang baik dan bermanfaat (saja), seperti Shahih al-Bukhari dan
Shahih Muslim, Sunan Arba’ah [1], Mumtaqa al-Akhbar karya Majdudin Ibnu
Taimiyah rahimahullah dan kitab Riyadhus Shalihin karya Iman an Nawawi
rahimahullah, Bulughul Marom, dan ‘Umdatul Hadits. Kitab-kitab (hadits) ini
bermanfaat bagi seorang Mukmin. Kitab-kitab ini jauh dari hadits-hadits palsu
dan dusta. Tentang hadits-hadits lemah yang ada di kitab Sunan, Riyadhus
Shalihin atau Bulughul Marom, para penulisnya telah menjelaskan dan
menyampaikan hukumnya. Hadits-hadits yang lemah yang belum dijelaskan penulis
kitab-kitab tersebut, telah dipaparkan dan ditunjukkan oleh para ulama lainnya
dalam kitab-kitab syarag yang menjelaskan kitab-kitab tersebut. Demikian juga
dijelaskan oleh para ulama dalam karya mereka (secara khusus) tentang hadits-hadits
palsu dan lemah.” [2]
Note :
[1] Empat kitab Sunan; Sunan Abu Dawud, at-Tirmidzi, an Nasa’i dan Ibnu
Majah, pent.)
[2] Sebagian ulama telah membukukan hadits-hadits palsu dan lemah dalam
kitab-kitab tersendiri. Misal, al-Maudhu’at karya Imam Ibnul Jauzi, al-Fawaid
al-Majmu’ah karya Imam Syaukani, Silsilah al-aHadits adh-Dhai’ifa wal Maudhu’ah
karya Syaikh al Albani dan lain-lain. Buku-buku ini ditulis dalam rangka
memperingatkan umat dari hadits-hadits palsu dan lemah agar tidak diamalkan.
Pent.
[Disalin ulang dari Majalah as Sunnah Vol.7 Edisi 11/Thn XIV/Rabiul
Tsani 1432H/Maret 2011M Hal.7]
Artikel terkait tentang kitab Durratun Nashihin ni dapat di lihat juga
pada judul :
Silahkan dibaca juga buku : Hadits-hadits Palsu dalam Kitab Durratun Nashihin. Dr. Ahmad Lutfi Fathullah, MA. Penerbit Darus Sunnah Press.
Sumber : http://alqiyamah.wordpress.com/
http://www.abuayaz.co.cc/
0 komentar:
Posting Komentar