yufid.com

Minggu, 18 September 2016

Godaan Setan, Halus dan Terprogram

Posted by Abu Abdillah Riza Firmansyah On 00.57 No comments
Godaan Setan, Halus dan Terprogram

Setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Ini adalah pedoman pokok yang harus dipegang dan tidak boleh dilupakan. Munculnya perpecahan, adu domba, ghibah, hasad, fitnah, maksiat-maksiat, bid’ah, bahkan kesyirikan yang semarak di tengah umat merupakan perwujudan visi dan misi setan di atas muka bumi ini dan tidak sampai di situ saja sampai ia akan menyeret manusia agar masuk ke dalam neraka.
Setan memusuhi manusia bukanlah semata dengan cara menampakkan wujud aslinya dan mengajak manusia untuk bertarung. Akan tetapi sungguh langkah-langkah setan sangatlah terprogram sehingga jurus yang paling ampuh sekalipun sudah dirancang untuk menggiring manusia setahap demi setahap sehingga menyesatkan manusia dan menjerumuskannya ke dalam jurang kehancuran.
Ingatlah bahwa iblis telah berikrar di hadapan Allah Ta’ala:
“Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya”. QS. Al Hijr: 39
Bapak kita Adam ‘Alaihissalam selaku Nabi pun berhasil digoda oleh Iblis, apalagi kita yang bukan Nabi. Iblis menggoda Bapak kita Nabi Adam ‘Alaihissalam bukanlah dengan peperangan dan kejelekannya akan tetapi dengan bumbu menarik yang berbahan racun.
Ketika manusia diciptakan, dia dibekali hasrat dan syahwat yang mendorongnya untuk meraih segala manfaat, dianugerahi amarah untuk meng-counter segala yang menyakiti, dan dikarunia akal yang mendidiknya ibarat guru, memerintah manusia secara adil apa yang perlu dilakukan dan apa yang harus dijauhi.
   Setan diciptakan untuk menggoda manusia secara totalitas dalam dua aspek tersebut (untuk melakukan apa yang mestinya ditinggal, dan meninggalkan apa yang mestinya dilakukan). Adalah suatu keniscayaan bagi orang yang berakal untuk mewaspadai sang musuh (setan) yang telah memproklamirkan permusuhannya sejak zaman Adam ‘Alaihissalam. Setan telah menyerahkan seluruh hidup dan jiwanya untuk menghancurkan sepak terjang anak cucu Adam.
         Allah -Subhanahu wa Ta'ala-  memerintahkan kita untuk bersikap waspada terhadap setan.  Allah berfirman:
"Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu agar berbuat jahat dan keji, dan mengatakan yang tidak kamu ketahui tentang Allah". QS. Al Baqarah: 168-169

Langkah-langkah setan untuk menyesatkan manusia banyak sekali diantaranya:
Langkah pertama: Diajak pada kekafiran, kesyirikan, serta memusuhi Allah dan Rasul-Nya.
Seperti megingkari kebenaran Al Quran, ragu akan ayat-ayat al Qur’an, menjauhkan diri dari mempelajari al Qur’an. Meniru gaya hidup orang-orang kafir, cara berpakaiannya, bangga dengan ajaran dan metode orang-orang kafir.
contoh memusuhi Allah dan
Rasul-Nya yakni dengan menentang perintah dan laranganNya, tidak berhukum dengan hukum Allah dan Rasul Nya, bangga dengan pendapatnya daripada pendapat Allah dan Rasul Nya, mencela dan merendahkan orang-orang yang berpegang teguh kepada Al Qur’an dan Sunnah Rasul Nya.
Langkah kedua: Diajak pada perbuatan bid’ah
Seperti membuat ajaran baru berupa perayaan serta dzikir-dzikir tertentu yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi  Rasulullah  -Shalallahu’alaihi Wasallam- dan para Sahabat karena di dalamnya terdapat sebuah makna bahwa Rasulullah Rasulullah  -Shalallahu’alaihi Wasallam- menyembunyikan syariat dan belum menuntaskannya.
Ketika manusia itu memiliki aqidah Tauhid dan selamat dari bid’ah maka setan akan mendatanginya dari langkah berikut
Langkah ketiga: Diajak pada dosa besar

Dosa besar itu banyak dan bermacam-macam, diantaranya; meninggalkan shalat, puasa, zakat, dosa membunuh, dosa berzina, dosa minum khamr, dan lainnya. Maka bagi kebanyakan muslim mudah untuk menjauhinya. Akan tetapi ketika dosa itu berkaitan dengan lisan yang tak bertulang seperti; ghibah, namimah, fitnah, ataupun dosa yang berkaitan dengan hati berupa; dosa rasa dengki, iri hati (hasad), gengsi, sakit hati, mengikuti nafsu syahwat maka jarang sekali orang terbebas dari hal itu. Na’udzubillah
Langkah keempat: Diajak dalam dosa kecil

Seperti memandang hal-hal yang mungkar, senang kepada nyanyian, tasyabbuh (mengikuti dan menyerupai) gaya hidup dan metode orang-orang kafir, dan lainnya.
Langkah kelima: Disibukkan dengan perkara mubah (yang sifatnya boleh, tidak ada pahala dan tidak ada sanksi di dalamnya)
contohnya ponsel HP, asalnya mubah akan tetapi apabila HP digunakan untuk tolong-menolong dalam berbuat dosa, maksiat dan permusuhan maka dapat beralih kepada keharaman. HP digunakan untuk ghibah, namimah, dan memfitnah maka hal itu juga dapat bernilai haram.
Langkah keenam: Disibukkan dalam amalan yang kurang afdhal, padahal ada amalan yang lebih afdhal

Contohnya seseorang sibuk dengan shalat sunnah sedangkan iqamat untuk shalat fardhu berjamaah dilalaikan. Contoh lainnya sibuk rapat membahas perdagangan dan hal keduniaan lainnya serta melalaikan shalat berjamaah tepat pada waktunya. Contoh lainnya sibuk membicarakan kekurangan orang lain akan tetapi lalai dari membicarakan dan menasehati kekurangannya sendiri, sehingga itupun akan mengarah kepada keharaman.

      Allah juga berfirman dalam ayat-ayat Nya yang lain,
"Setan menjanjikan  (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan  menyuruh kamu berbuat keji (kikir)".
QS. Al Baqarah: 268
"Dan    setan    bermaksud   menyesatkan    mereka    (dengan) kesesatan yang sejauh-jauhnya". QS. An-Nisaa: 60
"Setan hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu, dan menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan shalat, maka tidakkah kamu mau berhenti?". QS. Al Maidah: 91
"Sungguh, dia (setan) adaslah musuh yang jelas menyesatkan". QS. Al Qashas: 15
Pada ayat yang lain Allah -Subhanahu Wa Ta'ala- berfirman,
"Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah dia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala". QS. Faathir: 6
"Dan jangan   sampai kamu   terpedaya   oleh  penipu  dalam (menaati) Allah". QS. Luqmaan: 33
"Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu". QS. Yasin: 60
Dan, masih banyak lagi ayat-ayat yang semisalnya.
    Sudah selayaknya kita tahu bahwa Iblis, adalah makhluk pertama yang melakukan pembangkangan. la menolak bersujud kepada Adam, sebagaimana diperintahkan secara jelas dan lugas dalam dalil nash Al Quran. la justru membandingkan dirinya dengan Adam. la berkata:
“ Aku lebih  baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". QS. Shaad: 76
Iblis   selanjutnya   mengadukan   hal   itu   kepada   Allah -Subhanahu Wa Ta'ala-   Iblis rnenyatakan:
'Terangkanlah kepadaku, inikah yang lebih Engkau muliakan aku?" QS. Al Israa: 62
Maksudnya,    "Jelaskan   kepadaku,    mengapa   Engkau   lebih memuliakan   dia    ketimbang    aku?"     Pengaduan    tersebut    telah  menjerumuskan Iblis pada sikap, bahwa tindakan yang diambil Allah -Subhanahu Wa Ta'ala-  tidak bijaksana.     Kemudian     Iblis     bersikap     sombong,     dengan berkata :
"Aku lebih baik daripadanya". QS. Shaad: 76

Iblis menolak perintah Allah -Subhanahu Wa Ta'ala- . Maka, Allah pun merendahkan dia yang membanggakan diri dengan laknat dan adzab.
       
    Jabir bin Abdullah  -Radhiyallahu ‘anhu-  Meriwayatkan, dia berkata bahwa Rasulullah -Shalallahu’alaihi Wasallam- bersabda:
"Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air, kemudian dia mengirim pasukannya. Pasukan yang posisinya berada paling dekat bertugas paling berat untuk menerbarkan fitnah. Salah satu dari mereka datang lalu berkata, 'Aku telah melakukan ini dan itu ' Iblis berkata, 'Engkau belum melakukan apa pun. '
Rasulullah melanjutkan, "Salah seorang dari mereka datang, lalu bekata, 'Aku tidak meninggalkannya sebelum aku berhasil menceraikan orang dari istrinya’.  Iblis menghampirinya, "   lanjut beliau atau beliau bersabda,     "la  menyetujuinya",    "seraya    berkata,     'Engkau   yang terbaik".  HR. Muslim no. 2813
Jabir  -Radhiyallahu ‘anhu- meriwayatkan bahwa Nabi -Shalallahu’alaihi Wasallam-   bersabda:
"Sungguh, Iblis telah putus asa atas orang-orang yang shalat, untuk mau menyembahnya ( iblis ). Akan   tetapi,    dia   selalu   menebar kedengkian diantara manusia“. HR. Muslim 1816
Semoga Allah Ta’ala menjauhkan kita dari segala macam program-program iblis. Wallahu A’lam

Ditulis oleh Abu Abdillah Riza Firmansyah



0 komentar:

Cari Artikel Hidayahsalaf