yufid.com

Jumat, 22 Januari 2016

Meneladani Khadijah binti Khuwailid

Posted by Abu Abdillah Riza Firmansyah On 07.41 No comments
Meneladani Khadijah binti Khuwailid  radhiyallahu ‘anha
oleh: Abu Abdillah Riza
Bercampur rasa sedih dan bahagia ketika memperhatikan keadaan ummat di akhir zaman yang telah terjamur dengan beraneka ragam kemungkaran. Sedih ketika memperhatikan maksiat yang merajalela, dan bahagia karena masih ada diantara kaum Hawa yang masih menyisihkan waktunya untuk belajar agama dan mengamalkan ajaran Rasulullah Muhammad shallallahu'alaihi wasallam (r)  dan juga contoh ibadah istri-istri Beliau.
Terkhusus kaum wanita yang sebagian mereka lalai dan tidak memahami kepada siapa mereka akan bersuri tauladan. Artis film dan sinetron, tokoh-tokoh wanita Liberal dan Sekuler bahkan wanita Kafir yang sukses dan tenar dalam hal keduniaan yang bersifat sementara ini menjadikan gaya hidup tanpa terasa terpengaruh dengan tingkah laku mereka. Semoga kisah yang telah kokoh dan masyhur dari Ummul Mukminin yang satu ini dapat menyadarkan kita dari fenomena di atas.
Ada dua perempuan yang membela dan mendukung dakwah Nabi Muhammad r di awal lahirnya Islam mereka adalah Khadijah binti Khuwailid dan Fathimah binti Asad.

Beliau adalah Ummul mukminin Khadijah binti Khuwailid perempuan yang terbaik pada waktu itu, rela berkorban di atas dakwah Islam sehingga ia memfasilitasi kebutuhan Rasulullah r, memiliki kedewasaan dan tepat dalam berfikir dan memilih sehingga ia adalah perempuan yang pertama kali beriman kepada wahyu yang diterima oleh Rasulullah rketika di gua Hira’.
Ayahnya adalah Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza. Dia adalah kakeknya Zubair bin Awwam. Ibunya adalah Fatimah binti Zaidah bin Al-Asham. Dia adalah bibi sahabat Ibnu ummi Maktum.
Ahli sejarah berbeda pendapat, apakah khadijah menikah dengan Nabi r dalam keadaan janda, ataukah masih gadis. Sebagian mengisyaratkan bahwa Khadijah masih gadis, diantaranya Abu Nuaim Al-Ashbahani dalam. [Dalail An-Nubuwah 1/178]
Ulama berbeda pendapat tentang usia khadijah ketika menikah dengan Rasulullah r. Keterangan yang sering kita dengar, beliau menikah dengan Nabi r di usia 40 tahun. Berdasarkan riwayat yang disebutkan oleh Ibnu Sa’d dalam At-Thabaqat Al-Kubro, dari Al-Waqidi. Dalam riwayat itu dinyatakan:
“Rasulullah r menikahinya (Khadijah) ketika beliau berusia 25 tahun, sementara Khadijah berusia 40 tahun”. [Thabaqat Ibnu Sa’d, 1/132]
Akan tetapi dalam riwayat Al-Hakim dengan sanadnya, dari Muhammad Ibnu Ishaq, beliau menyatakan:
“Pada hari pernikahannya (Khadijah), beliau berusia 28 tahun”. [Al-Mustadrak Al-Hakim, 11/157]
Kemudian dalam Al-Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir mengatakan:
“Dinukil oleh Al-Baihaqi dari Al-Hakim bahwa usia Rasulullah r ketika menikah dengan Khadijah adalah 25 tahun, sedangkan usia Khadijah ketika itu adalah 35 tahun, ada juga yang mengatakan, 25 tahun…”. [Al-Bidayah wa An-Nihayah, 2/295]
Wallahu A’lam, dalam hal penetapan umur Khadijah terdapat beberapa perbedaan pendapat akan tetapi hal tersebut wajar dan tidak separah hadits lemah bahkan palsu.
Khadijah merupakan istri pertama Rasulullah r. dan selama beliau bersama Khadijah, Beliau r tidak berpoligami sampai Khadijah meninggal. Dan semua anak-anak Rasulullah r berasal dari pernikahannya dengan Khadijah, termasuk diantaranya Al Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fatimah, dan Abdullah. Kecuali satu, Ibrahim. Ibrahim berasal dari ibu Mariyah Al-Qibthiyah.
Beliau adalah termasuk salah satu Ibu yang terbaik dan  terdahulu bagi kaum yang beriman, memiliki banyak keutamaan yang sangat istimewa dan susah untuk dicari bandingannya, seperti yang dikabarkan di dalam beberapa riwayat berikut ini;
Rasulullah r pernah memuji beberapa wanita, diantaranya Khadijah,
Cukup bagimu 4 wanita pemimpin dunia: Maryam bintu Imran (Ibunda Nabi Isa), Khadijah bintu Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, dan Asiyah istri Fir’aun”. [HR. Ahmad 12391, Tirmidzi 3878, dan sanadnya dishahihkan oleh Syu’aib Al-Arnauth]
Rasulullah r sering menyebut nama Khadijah, sampai A’isyah radhiyallahu ‘anha mengatakan tentang Khadijah,
“Aku tidak pernah cemburu terhadap semua istri Nabi r sebagaimana aku cemburu kepada Khadijah. Beliau meninggal sebelum Rasulullah r menikahiku, namun aku sering mendengar beliau menyebut-nyebut Khadijah”. [HR. Bukhari No.4828]
 “Rasulullah memberi kabar gembira kepada Khadijah binti Khuwailid dengan sebuah rumah di surga”. [HR. Muslim No.4462]
“Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan Rasulullah agar memberi kabar gembira kepadanya (kepada Khadijah) dengan sebuah rumah dari permata di surga. Apabila beliau menyembelih seekor kambing, maka beliau suka menghadiahkannya kepada para sahabat-sahabat Khadijah”. [HR. Muslim No.4463]
“Dia beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkariku. Dia membenarkanku ketika orang-orang  mendustakanku. Dia menyokongku dengan hartanya ketika orang-orang memboikotku. Dan Allah mengaruniakan anak bagiku dari (rahim)-nya. Padahal dengan (istri-istriku) yang lain, aku tak mendapatkannya”. [HR. Ahmad; hadits shahih]
Kesimpulan:
Semoga kita dapat menjadi generasi muslimah yang senantiasa beramal dan mencontoh Ibunya kaum beriman yakni Khadijah binti Khuwailid dalam hal keimanan, pengorbanan, keberanian, kedewasaan, pendidikan anak, kelembutan, ketabahan, dan pengamalan dari apa-apa yang kita ketahui nashnya dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah r.


0 komentar:

Cari Artikel Hidayahsalaf