yufid.com

Jumat, 22 Januari 2016

Majelis cinta Rasul

Posted by Abu Abdillah Riza Firmansyah On 07.53 No comments
HAKIKAT CINTA RASUL

Oleh : Ustadz Abul Abbas Thobroni

Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wasallam (r) adalah sosok manusia terbaik yang Allah ciptakan, oleh sebab itu Beliau dijadikan sebagai Nabi akhir zaman yang menutup risalah para Nabi dan Rasul sehingga tidak akan ada Nabi dan Rasul setelahnya. Karena kedudukan Beliau yang tinggi maka dijadikan Sahabat-sahabat Beliau sebagai Sahabat Nabi terbaik, demikian juga umat Beliau adalah umat Nabi terbaik.

Diantara keutamaan Nabi Muhammad r dibanding dengan Nabi yang lain adalah bahwa Beliau orang yang pertama kali membuka pintu surga, Beliau juga yang berhak berbicara dengan Allah di padang mahsyar ketika Nabi-nabi yang lain diam seperti Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa.
Oleh karena itu kita sebagai umatnya harus mencintai Beliau lebih dari kecintaan kita kepada diri kita sendiri, atau orang tua, suami istri, anak-anak, dan semua manusia yang ada. Dan kecintaan umat manusia kepada Rasulullah termasuk dalam bagian dari keimanan seseorang.

Rasulullah r bersabda : "Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga menjadikan aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia". (HR. al Bukhari)

Umar bin Al Khaththab pernah bercerita : "Kami bersama Nabi r, dan Beliau dalam keadaan memegang tangan Umar bin Al Khaththab, lalu Umar berkata kepada Beliau: "Wahai, Rasululah! Sungguh engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali diriku," lalu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak, demi Dzat yang jiwaku di tanganNya, sampai aku lebih kamu cintai dari dirimu sendiri". Lalu Umarpun berkata: "Sekarang, demi Allah, sungguh engkau lebih aku cintai dari diriku sendiri," lalu Nabi bersabda: "Sekarang (baru benar), wahai Umar!" .(HR. al Bukhari)

Anas bin Malik berkata: "Seorang penduduk badui menjumpai Rasulullah r dan bertanya: "Wahai, Rasulullah! Kapan hari Kiamat terjadi?" Beliau r menjawab,"Apa yang telah engkau persiapkan untuknya?" Ia menjawab,"Aku tidak memiliki persiapan, kecuali aku mencintai Allah dan RasulNya," maka Rasulullah bersabda,"Sungguh, engkau bersama orang yang engkau cintai." Lalu kami berkata: "Demikian juga kami?" Beliau rmenjawab, "Ya." Maka kamipun pada hari itu sangat berbahagia".
Anas berkata: "Sungguh aku mencintai Allah, RasulNya, Abu Bakar dan Umar, lalu aku berharap bisa bersama mereka, walaupun aku belum beramal dengan amalan mereka".
(HR. al Bukhari dan Muslim)

Setelah itu muncul dalam benak pikiran kita: Terus bagaimana tanda dan hakikat nyata kecintaan kita kepada Rasulullah?
Maka kita katakan bahwa tanda bahwa kita mencintai Rasulullah adalah ketika kita mengikuti sunnah dan petunjuk Beliau. Siapa yang mengakui dirinya cinta kepada Rasulullah, dia harus membuktikan cintanya dengan realisasi nyata untuk mengamalkan Sunnah dalam kehidupan setiap hari, dengan menjalankan semua perintahnya dan menjauhi larangan-larangan Beliau. Akan tetapi jika ia sekedar mengatakan dengan lisannya bahwa ia cinta dengan Rasulullah, namun dia tidak menjalankan Sunnah Beliau, malas untuk menjalankan perintah Beliau dan masih sering menerobos larangan Beliau maka ia adalah pendusta dalam pengakuannya.

Coba kita simak syarat yang Allah buat bagi para pengaku cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Katakanlah, Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah (sunnah/petunjuk) ku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali ‘Imran: 31).
Imam Ibnu Katsir, ketika menafsirkan ayat ini berkata; “Ayat yang mulia ini merupakan hakim (pemutus perkara) bagi setiap orang yang mengaku mencintai Allah, akan tetapi dia tidak mengikuti jalan (sunnah) Rasulullah r, maka dia adalah orang yang berdusta dalam pengakuan tersebut dalam masalah ini, sampai dia mau mengikuti syariat dan agama (yang dibawa oleh) Nabi Muhammad r dalam semua ucapan, perbuatan dan keadaannya.”( Tafsir Ibnu Katsir 1/477)

Ada seorang penyair yang berkata:
“Engkau terus bermaksiat kepada Allah namun engkau menyatakan cinta kepada-Nya
sungguh ucapan ini tidak akan masuk dalam akal sehatnya
Jika cinta kamu itu benar niscaya engkau akan mentaati-Nya
Karena para pecinta pasti akan taat kepada kekasih-Nya”

Berdasarkan keterangan di atas, jelaslah bahwa cara mencintai Rasulullah r yang sebenarnya adalah meneladani petunjuk dan sunnah Beliau r, dengan berusaha mempelajari dan mengamalkannya sebaik-baiknya dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan berlebihan dalam meluapkan rasa cinta dengan membuat ritual-ritual baru dalam Islam yang tidak pernah Beliau ajarkan, atau dengan berlebihan dalam memuji sampai mengangkat Beliau ke derajat ketuhanan maka ini tidak dibolehkan. Oleh karena itu Rasulullah r bersabda, “Janganlah kalian memuji diriku secara berlebihan dan melampaui batas, sebagaimana orang-orang Nasrani melampaui batas dalam memuji (Nabi Isa) bin Maryam, karena sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba Allah, maka katakanlah: Hamba Allah dan Rasul-Nya.“ ( HR. al-Bukhari )

Inilah makna cinta kepada Rasulullah r yang dipahami dan diamalkan oleh generasi terbaik umat ini yaitu para Sahabat y. Anas bin Malik t berkata, “Tidak ada seorangpun yang paling dicintai oleh para sahabat Rasulullah r melebihi Beliau r, akan tetapi jika mereka melihat Beliau r, mereka tidak berdiri (untuk menghormati Beliau r), karena mereka mengetahui bahwa Rasulullah r membenci perbuatan tersebut”. (HR. at-Tirmidzi dan Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)


Semoga Allah menjadikan kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya melebihi kecintaan kita dengan diri sendiri, keluarga, harta dunia, dan adat istiadat setempat. Amin   

0 komentar:

Cari Artikel Hidayahsalaf