yufid.com

Kamis, 10 Desember 2015

Meneladani Fathimah

Posted by Abu Abdillah Riza Firmansyah On 18.21 No comments
Wasiat Rasulullah kepada Fathimah

Rasulullah Shallallah’alaihi wa sallam adalah suri tauladan bagi segenap umat. Orang yang paling cinta dan setia dalam mengikuti agama dan perilaku beliau adalah para Sahabat. Fathimah Radhiyallahu’anha adalah salah satu contoh teladan bagi para wanita dalam beragama sampai urusan muamalah keduniaan.
Mencintainya adalah suatu kemestian. Bersikap tengah sesuai dalil-dalil yang shahih dan tidak melampaui batas dalam memujinya adalah wujud nyata cinta yang penuh dengan keimanan yang sejati.
Beliau adalah sosok perempuan yang tegar dalam mengamalkan dan membela Islam sekaligus pemimpin wanita pada masanya ini, ia adalah putri ke 4 dari anak-anak Rasulullah Shallallah’alaihi wa sallam, dan ibunya adalah Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid Radhiyallahu’anha. 
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menghendaki kelahiran Fathimah yang mendekati tahun ke 5 sebelum Muhammad diangkat menjadi Rasul.


Rasulullah sangat menyayangi Fathimah, setelah Rasulullah bepergian ia lebih dulu menemui Fathimah sebelum menemui istri-istrinya. Aisyah berkata ,” Aku tidak melihat seseorang yang perkataannya dan pembicaraannya yang menyerupai Rasulullah selain Fathimah, jika ia datang mengunjungi Rasulullah, Rasulullah berdiri lalu menciumnya dan menyambut dengan hangat, begitu juga sebaliknya yang diperbuat Fathimah bila Rasulullah datang mengunjunginya.”.

Rasulullah mengungkapkan rasa cintanya kepada putrinya takala di atas mimbar: ”Sungguh Fathimah bagian dariku , Siapa yang membuatnya marah bearti membuat aku marah”. Dan dalam riwayat lain disebutkan; ”Putriku (Fathimah) adalah bagian dari diriku, sehingga apapun yang mengganggunya tentu akan menggangguku dan apa yang menyakitinya juga akan menyakiti diriku.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi) 
Setelah Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam menjalankan haji wada’ dan ketika ia melihat Fathimah, beliau menemuinya dengan ramah sambil berkata; ”Selamat datang wahai putriku”. Lalu Beliau menyuruh duduk disamping kanannya dan membisikan sesuatu, sehingga Fathimah menangis dengan tangisan yang keras, tatkala Fathimah sedih lalu Beliau membisikkan sesuatu kepadanya yang menyebabkan Fathimah tersenyum.

Takala Aisyah bertanya tentang apa yang dibisikkannya lalu Fathimah menjawab; ”Saya tak ingin membuka rahasia”. Setelah Rasulullah wafat, Aisyah bertanya lagi kepada Fathimah tentang apa yang dibisikkan Rasulullah kepadanya sehingga membuat Fathimah menangis dan tersenyum. Lalu Fathimah menjawab; ” Adapun yang Beliau kepada saya pertama kali adalah beliau memberitahu bahwa sesungguhnya Jibril telah membacakan al-Qur’an dengan hapalan kepada beliau setiap tahun sekali, sekarang dia membacakannya setahun 2 kali, lalu Beliau berkata; “Sungguh saya melihat ajalku telah dekat, maka bertakwalah dan bersabarlah, sebaik baiknya Salaf (pendahulu) untukmu adalah Aku”. Maka akupun menangis yang engkau lihat saat kesedihanku. Dan saat Beliau membisikkan yang kedua kalinya, Beliau berkata; ” Wahai Fathimah apakah engkau tidak suka menjadi penghulu wanita penghuni surga dan engkau adalah orang pertama dari keluargaku yang akan menyusulku”. Kemudian saya tertawa.

Pelajaran berharga dari wasiat Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam kepada putrinya:

1.       Fathimah adalah salah satu putri yang bersemangat dalam mempraktekkan  sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bahkan sampai-sampai cara jalannya Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam pun dicontoh olehnya.

2.       Keimanan yang kuat dan tegar dari sosok perempuan lembut  yakni Fathimah yang begitu mengagumkan.

3.       Kesuksesan Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam dalam mendidik putrinya sehingga menjadi pribadi muslimah yang teguh dalam beriman, berbakti kepada orang tua, berakhlaq, membantu suaminya di rumah, melaksanakan pekerjaan rumah tangga dengan penuh tanggung jawab.

4.       Kesedihan Fathimah karena ayah yang sangat dicintainya akan meninggal, terdapat pelajaran bahwa jelaslah kehadiran orang sholeh sangatlah didambakan sebagaimana orang ahli maksiat dibenci kehadirannya.

5.       Kabar kematian yang akan segera menjemput Fathimah sebuah keindahan yang begitu menggemberikannya disambut dengan senyum gembira karena ia akan segera menyusul orang yang paling bertakwa yakni Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam ke alam Barzakh.

6.       Kewajiban untuk mengikuti ajaran imamnya para imam yaitu Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam sebagaimana yang dipraktekkan oleh para Salaf yakni para pendahulu yang sholeh dari para Sahabat, Tabi’in dan Atba’ Tabiin.

7.       Kelak Fathimah akan dibangkitkan pada hari kiamat dan dekat bersama ayahnya yakni Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam berdasarkan keumuman sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi wassalam kepada seorang Sahabat: ““Sesungguhnya kamu bersama orang yang engkau cinta”, Anas berkata; ‘maka aku mencintai Allah, Rasul-Nya, Abu Bakar dan Umar, dan berharap aku bersama mereka meskipun aku tidak beramal seperti amalan mereka.” HR. Muslim.

8.       ‘Aisyah Radhiyallahu’anha adalah wanita yang paling dicintai oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbeda dengan aqidah rapuh Syiah yang mencela ‘Aisyah dan Abu Bakar Radhiyallahu’anhuma dan bersikap ekstrim memuji  Fathimah Radhiyallahu’anha.
Suatu ketika Amr bin al-Ash bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling engkau cintai?” Beliau menjawab,“Aisyah.” “Dari kalangan laki-laki?” tanya Amr. Beliau menjawab, “Bapaknya.” HR. Bukhari no. 3662 dan Muslim no. 2384

9.       Seruan keimanan dan nasehat ketakwaan yang tersirat di dalam riwayat berikut;
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, dia berkata:
“Ketika turun firman Allah; {Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat} QS. Asy Syua'raa ayat: 214

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri dan berkata, 'Wahai orang-orang Quraisy -atau kalimat semacamnya- belilah diri-diri kamu, aku tidak dapat menolak (siksaan) dari Allah terhadap kamu sedikitpun. Wahai Bani Abdu Manaf, aku tidak dapat menolak (siksaan) dari Allah terhadap kamu sedikitpun. Wahai ‘Abbas bin Abdul Muththalib, aku tidak dapat menolak (siksaan) dari Allah terhadapmu sedikitpun. Wahai Shafiyyah bibi Rasulullah, aku tidak dapat menolak (siksaan) dari Allah terhadapmu sedikitpun. Wahai Fathimah putri Muhammad, mintalah dari hartaku yang engkau kehendaki, aku tidak dapat menolak (siksaan) dari Allah terhadapmu sedikitpun'.” [HR. Bukhari no. 2753, Muslim no. 206, dan lainnya]

Tatkala 6 bulan sejak wafatnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam, Fathimah jatuh sakit, namun ia merasa gembira karena kabar gembira yang diterima dari ayahnya. Tak lama kemudian iapun beralih ke sisi Tuhannya pada malam Selasa tanggal 13 Ramadhan tahun 11 H dalam usia 27 tahun. Semoga Allah meridhainya. Amin ya Rabbal Alamin

oleh Abu Abdillah


0 komentar:

Cari Artikel Hidayahsalaf