yufid.com

Kamis, 04 Juni 2015

Untuk yang kembali ke Ahlussunnah

Posted by Abu Abdillah Riza Firmansyah On 02.37 No comments
WASIAT BERHARGA BAGI ORANG YANG KEMBALI KE SALAF


Segala puji bagi Alloh  atas segala nikmat-Nya yang melimpah. Segala nikmat yang telah Dia karuniakan atas umat ini secara umum. Dan atas Ahlus Sunnah Wal Jama’ah secara khusus. Dia terangi jalan mereka, sehingga mampu melihat dengan jelas dan menjadi tenang dengannya.
Bagaimana tidak demikian? Sesungguhnya mereka mengambil cahaya dari Kitabulloh dan Sunnah Nabi mereka  . Dengan dilandasi oleh pemahaman Salafus Shalih, dari kalangan para sahabat dan tabi’in yang merupakan generasi utama. Padahal banyak orang tersesat dari jalan ini. Banyak orang bingung untuk menjalani jalan ini. Sehingga mereka terjebak dan tenggelam dalam syubhat (ketidak jelasan) yang menyesatkan. Wal ‘iyaadzu billaah.
Meski demikian, alhamdulillah masih banyak orang tergerak untuk kembali kepada Alloh, di atas Manhaj (jalan) para Salafus Shalih. Lari meninggalkan kelompok-kelompok sesat dan syubhat-syubhat merusak. Yang membuat akal dan hati mereka menjadi sakit selama bertahun-tahun. Dan menghilangkan kekuatan mereka dalam masa yang panjang.
Keadaan merekapun berubah. Bukan orang partai, bukan pula pergerakan. Bukan Jama’ah Tabligh, bukan pula penganut tasawwuf. Bukan Ikhwanul Muslimin, bukan pula Sururi Quthbi. Namun menjadi pengikut Sunnah Nabi  .
Tidak diragukan lagi jika kembalinya mereka menuju Manhaj Salaf menggembirakan kalangan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Karena Ahlus Sunnah Wal Jama’ahlah orang yang paling mengasihi manusia, seperti halnya mereka paling mengenal kebenaran.
Bagaimana mereka tidak bahagia? Sedangkan mereka sering mendengar sabda Nabi mereka  :
لَلَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ سَقَطَ عَلَى بَعِيْرِهِ وَ قَدْ أَضَلَّهُ فِيْ أَرْضٍ فَلاَةٍ
“Sungguh Alloh lebih bahagia dengan taubat hamba-Nya daripada kebahagiaan salah seorang dari kalian yang menemukan untanya padahal dia telah kehilangannya di tengah padang.” [Diriwayatkan oleh Bukhari dari hadits Anas bin Malik  (6309) dan Muslim (6896). Ini merupakan lafazh riwayat Bukhari].
Dan juga sabda beliau  :
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidaklah sempurna iman salah seorang dari kalian hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri.” [Diriwayatkan oleh Bukhari (13) dan Muslim (162)].
Hanya saja, kebahagiaan ini disertai pula oleh rasa sedih dan kasihan terhadap keadaan sebagian orang yang bertaubat menuju Sunnah. Seperti kebingungan dan kegoncangan. Bisa disebabkan oleh banyaknya syubhat-syubhat (kerancuan) yang disebarkan oleh para pelaku kebatilan. Sehingga orang-orang yang bertaubat tersebut menjadi goyah. Dan bisa pula karena mereka tidak bertanya kepada ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dalam masalah tersebut.
Karena itulah kami menerbitkan risalah yang berisi wasiat-wasiat untuk orang-orang yang bertaubat menuju Sunnah ini.
Wasiat Pertama:
۞ Pujilah Alloh  atas nikmat sunnah ini dan bersyukurlah kepada-Nya.
Sesungguhnya nikmat sunnah ini merupakan nikmat yang sangat besar. Alloh berikan kepada orang yang dikehendaki-Nya. Maka baguslah dalam mensyukuri dan mengamalkannya. Ingatlah bahwa:
Betapa banyak orang yang tenggelam dalam syubhat (ketidak jelasan) tanpa dia tahu jalan keluarnya.
Betapa banyak orang terjebak nafsu syahwat tanpa dia tahu kapan dia akan bebas darinya.
Karena itu bersyukurlah kepada Alloh . Ketahuilah bahwa nikmat ini hanyalah datang dari Alloh  semata. Sesungguhnya Anda tidak memiliki kemampuan ataupun usaha untuk mendapatkannya, kecuali dengan pertolongan Alloh . Alloh  lah yang telah mengasihi Anda dan memberi Anda hidayah. Bersyukurlah bahwa Alloh  tidak mematikan Anda dalam keadaan tenggelam dalam syubhat atau syahwat. Hanya milik Alloh sajalah segala pujian di dunia dan di akhirat. Alloh lah yang telah menuntun Anda. Dia mudahkan untuk Anda orang yang menuntun Anda menuju Manhaj Salaf. Betapa banyak nikmat-Nya yang telah Dia berikan kepada kita semua. Alloh  berfirman:
       [إبراهيم: 34]
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah. (QS. Ibrahim: 34).
Jangan sampai Anda lupa diri dan sombong. Ingatlah firman Alloh  :
       •  [النساء: 94]
Begitu jugalah Keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, Maka telitilah. (QS. An-Nisaa’: 94).
Jangan sampai Anda merendahkan orang lain yang diuji oleh Allah dengan kegelapan yang Anda telah diselamatkan oleh Alloh darinya. Sebaliknya, pujilah Alloh  bahwa Dia telah selamatkan Anda tanpa menimpakan kepada Anda apa yang menimpa mereka. Jika Anda melihat orang yang ditimpa ujian, katakanlah:
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ عَافَانِيْ مِمَّا ابْتَلاَكَ بِهِ وَ فَضَّلَنِيْ عَلَى كَثِيْرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيْلاً
“Segala puji bagi Alloh yang telah menyelamatkan aku dari apa yang menimpamu. Dan memberiku kelebihan di atas banyak makhluk.”
Berbelas kasihlah atas mereka. Berharaplah bahwa Alloh  akan memberikan kebaikan dan hidayah seperti yang telah diberikan-Nya kepada Anda.
Kemudian ketahuilah -semoga Alloh  memberimu taufiq- bahwa Anda haruslah menjalani sebab-sebab yang membantu Anda untuk memperbaiki taubat Anda dengan sunguhh-sungguh dan ikhlas. Hal pertama yang harus Anda mulai adalah:

Wasiat Kedua:
۞ Sesungguhnya ilmu merupakan perkara asasi dalam memperbaiki taubat Anda. Karena dua alasan:
Pertama: Umumnya kerancuan dan ketidak jelasan (syubhat) yang ada melekat dalam dada dan fikiran Anda. Jika Anda tidak mengoreksinya dengan ilmu yang bermanfaat, maka Anda akan mendapati diri Anda tidak lepas dari syubhat-syubhat ini dalam ucapan, perbuatan dan keadaan Anda, Bahkan dalam dakwah Anda. Seperti halnya kebanyakan orang-orang yang baru bertaubat kemudian langsung terjun ke medan dakwah. Merekapun menyerukan Dakwah Salafiyah, namun bercampur dengan syubhat-syubhat Ikhwanul Muslimin, ataupun Quthbiyah Takfiriyah (kelompok yang gemar dan gampang mengkafirkan umat) ataupun Sururiyah Hizbiyyah. Sehingga, bentuk luarnya Salafi namun rasa dan wanginya bukan. Akhirnya, dakwah salafiyah mereka mencakup kriteria-kritreria tertentu. Dasarnya syubhat-syubhat yang terbawa semenjak sebelum bertaubat dan belum diperbaiki.
Akhirnya ada yang mengajak untuk membentuk kekuatan dakwah, ada yang meninggalkan sebagian pokok (ushul) Manhaj Salaf, dengan alasan hal itu dapat mengeraskan hati atau memutuskan ikatan persaudaraan. Ada pula yang mendukung pemikiran Quthbiyah, ada yang mengajak kepada Hizbiyah (berkelompok dan fanatik kepadanya). Ada pula yang membawa pemikiran-pemikiran teroris. Semuanya atas nama Salafi. Hanya kepada Alloh  sajalah kita mengadu. Kita semua milik Alloh  dan kepada-Nya kita akan kembali.
Kedua: Bisa jadi Anda dipengaruhi oleh satu syubhat yang merubah jalan Anda dalam bertaubat menuju Sunnah. Akibatnya, Anda kebingungan atau malah mendakwahkan syubhat tersebut karena mengiranya sebagai kebenaran padahal kesesatan murni.
Betapa banyak orang-orang yang mengaku Alim Salafi mempermainkan para pemuda yang bertaubat menuju Alloh . Penyebabnya tidak lain hanyalah karena mereka tidak menuntut ilmu yang bermanfaat, tidak pula bertanya kepada Ulama' Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.
Karenaitu wahai saudaraku yang bertaubat –semoga Alloh  memberi Anda taufik-...Anda harus menuntut ilmu yang bermanfaat. Karena itulah yang membuat taubat Anda benar dan meluruskan jalan Anda. Dengannya Anda akan selamat dari syubhat dan ketergelinciran, Anda akan selamat dari jerat-jerat dan perangkap dengan izin dan taufik Alloh .
Adapun dalil-dalil tentang keutamaan ilmu dan pemiliknya sangatlah banyak dan bukanlah suatu hal yang asing lagi. Saya sebutkan diantaranya firman Alloh :
                   
"Alloh menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".[QS. Ali 'Imran: 18].
Demikian pula firman Alloh :
       
"Sesungguhnya yang takut kepada Alloh di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun".[QS. Fthir: 28].
Dan firman Alloh :
         
"Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat".[QS. Al-Mujaadilah: 11].
Demikian pula firamn Alloh  yang menyebutkan kepada Nabi-Nya  tentang Al-Kitab dan Hikmah yang telah diberikan-Nya kepadanya, serta pemeliharaan yang diberikan-Nya atasnya dari orang-orang yang ingin menyesatkannya.
Alloh  berfirman(artinya):
"Sekiranya bukan karena karunia Alloh dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun kepadamu. dan (juga karena) Alloh telah menurunkan kitab dan Hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. dan adalah karunia Alloh sangat besar atasmu".[QS. An-Nisa': 113].
( Sumber: Al-Wshaya As-Saniyyah Lit Taa-ibiin ilas Salafiyyah. Karya: Abu Abdillah bin Ahmad bin Muhammad Asy-Syihhi ).

HADITS LEMAH DAN PALSU

1.
(( اُطْلبُوُا العِلْمَ وَ لَوْ باِلصِّيْنِ )) 2.
"Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina"
Batil. Diriwayatkan oleh Ibnu 'Adi 207/2, Abu Nu'aim di dalam Akhbar Ashbahan 2/106, Ibnu 'Ulaik An-Naisaburi di dalam Al-Fawa-id 241/2, Abu Al-Qasim Al-Qushairi di dalam Al-Arbain 151/2, Al-Khathib di dalam At-Tarikh 9/364 dan di kitab Ar-Rihlah 1/2, Al-Baihaqi di dalam Al-Madkhal 241/324, Ibnu 'Abdil Barr di dalam Jami' Bayan Al-Ilmi 1/7-8, dan Adh-Dhiya' di dalam Al-Muntaqa 28/1 .[Lihat Silsilah Al-Ahadits Adh-Dhaifah wa Al Maudhu'ah oleh Imam Al-Bani 1/600 no.416].
2.
(( اِخْتِلاَفُ أُمَّتِي رَحْمَة ٌ ))

"Perselisihan Umatku adalah Rahmat"
Tidak ada asalnya. Al-'Allamah Ibnu Hazm berkata di dalam kitab Al-Ihkam fi Ushul Al-Ahkam 5/64 setelah mengisyaratkan bahwasanya dia itu bukanlah hadits: "Ini adalah termasuk perkataan yang paling rusak, karena seandainya ikhtilaf (perselisihan) itu rahmat niscaya ittifaq (kesepakatan) itu adalah kemurkaan, dan hal ini tidaklah patut dikatakan oleh seorang muslim".
"Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Alloh, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya."[QS. An-Nisa': 82]
Dan ayat di atas telah gamblang mengkhabarkan bahwa ikhtilaf itu bukanlah dari Alloh datangnya, maka mengapa hal itu dijadikan sebuah syari'at yang dengannya akan membendung beberapa permasalahan di dalam beragama?.[Lihat silsilah Al-Ahadits Adh-Dhaifah wa Al-Maudhu'ah 1/141 oleh Imam Al-Bani].
Adapun hadits yang sah datangnya dari Nabi  berbunyi:
(( الجَمَاعَةُ رَحْمَة ٌوَالفُرْقَة ُ عَذَابٌ ))
"Jama'ah itu adalah Rahmat sedangkan Furqoh(Perpecahan) itu adalah Adzab".
Hasan. Lihat As-Sunnah oleh Ibnu Abi 'Ashim 93, dan Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah oleh Al-Imam Al-Bani 2/272.
3.
(( مَنْ غَسَلَ مَيْتًا فَأدَّى فِيْهِ الأمَانَةَ يَعْنِي سَتَرَ مَا يَكُوْنُ مِنْهُ عِنْدَ ذَلِكَ كَانَ مِنْ ذُنُوْبِهِ كَيَوْمٍ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ ))
"Barangsiapa yang memandikan mayit kemudian menunaikan amanat yakni dia menutupi apa-apa yang ada pada mayat
tersebut maka dosanya(bersih) bagaikan hari dia dilahirkan oleh ibunya".
Dhaif Jiddan(Lemah sekali). [Lihat Silsilah Al-Ahadits Adh-Dhaifah wa Al-Maudhu'ah 3/369 no.1225, dan Dhaif At-Targhib wa At-Tarhib 2/208 oleh Imam Al-Bani].
abu Abbas

0 komentar:

Cari Artikel Hidayahsalaf