API DI DASAR LAUT
وَالطُّورِ (١) وَكِتَابٍ مَسْطُورٍ (٢) فِي رَقٍّ مَنْشُورٍ (٣) وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِ (٤) وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوعِ (٥) وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ (٦)
“(1) Demi bukit (Sinai), (2)
dan kitab yang ditulis (3) pada lembaran terbuka, (4) Demi Baitul Ma’mur
(ka’bah), (5) atap yang ditinggikan (langit), (6) dan laut yang di dalam
dasarnya ada api.”(QS. Ath-Thuur [52]: 1-6).
Klausa sajara at-tannur secara bahasa berarti ‘menyalakan api
hingga panas’. Sejak diturunkannya Al-Qur’an hingga berabad-abad setelah itu,
orang-orang arab belum mampu menguak fakta bagaimana di balik dasar laut
terdapat api, sedangkan air dan panas adalah sesuatu yang berlawanan.
Hingga baru-baru ini di temukan bahwa bumi yang kita huni ini
memiliki lapisan batu bagian luar yang terbelah menjadi beberapa lempengan yang
terhampar hingga mencapai ratusan kilometer persegi. Kedalaman berkisar antara
65 hingga 150 km. yang mengherankan adalah lempengan-lempengan ini saling
terkait antara satu dengan yang lainnya, sehingga menjadikannya seolah-olah
seperti satu lempengan saja. Allah Subhanahu
wa Ta’ala pernah bersumpah dalam salah satu ayat berikut:
وَالْأَرْضِ
ذَاتِ الصَّدْعِ
“Dan demi bumi yang mempunyai
belahan.” (QS.
Ath-Thoriq [86]: 12).
Ini adalah ungkapan yang menjelaskan bahwa di atas permukaan bumi
terdapat hamparan lempengan-lempengan yang berhubungan satu sama lain, sehingga
menjadikannya seperti satu lempengan.
Dalam ayat ini, jelas sekali kemukjizatan dan keistimewaan
Al-Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala
bersumpah demi belahan (lempengan) –yang merupakan kesatuan dari beberapa
lempengan bumi- para ilmuan menyamakannya
seperti daging yang berbentuk bola tenis.
Lempengan-lempengan ini terletak di lembah atau dasar samudra. Ia menahan lelehan bebatuan panas yang dapat membuat laut meluap-luap. Akan tetapi banyaknya air di lautan dapat meredam panasnya bara yang memiliki suhu panas tinggi ini lebih dari 10000 C mampu menguapkan air laut. Ini adalah salah satu di antara banyak fakta-fakta bumi lainnya yang mengejutkan para ilmuan.
Lempengan-lempengan ini terletak di lembah atau dasar samudra. Ia menahan lelehan bebatuan panas yang dapat membuat laut meluap-luap. Akan tetapi banyaknya air di lautan dapat meredam panasnya bara yang memiliki suhu panas tinggi ini lebih dari 10000 C mampu menguapkan air laut. Ini adalah salah satu di antara banyak fakta-fakta bumi lainnya yang mengejutkan para ilmuan.
Dua orang ilmuawan Rusia, Anatho Sjabaftisy, ahli Geologi, dan
Yuri Bejdenhov, ahli Biologi dan Geologi, bersama dengan seorang ilmuwan
Amerika, Rona Clant, mengadakan penyelaman di dekat salah satu lempeng
terpenting di dunia. Mereka menyelam dengan menggunakan kapal selam modern Mira
hingga sampai pada titik tujuan berjarak 175 km dari pantai Miami. Mereka
menyelam hingga kedalaman 2 mil dari permukaan air laut, sehingga sampai pada
lahar di dalam laut. Tidak ada yang memisahkan mereka dari lahar tersebut
kecuali sebuah lubang dari Akrelik. Saat itu suhu mencapai 2310C dan mereka
berada pada tepi bebatuan jurang, yang dibawahnya memancar air mata
menyala-nyala. Di sana merupakan pangkal bumi di lembah dalam samudra. Mereka
benar-benar menyaksikan bahwa air dingin yang terdapat di permukaan laut
bergerak menuju kebawah.
Pada kedalaman satu mil di bawah laut, lahar letusan gunung berapi
semakin dekat dan meleleh keluar dan memanas, hingga kemudian menyemburkan
abu-abu vulkanik dan zat-zat tambang yang amat panas. Para ilmuan telah
menegaskan bahwa hal seperti ini trejadi di seluruh lautan dan samudra. Kadang
sering terjadi di satu tempat, tetapi pada tempat yang lainnya jarang terjadi.
Gunung-gunung berapi di dasar samudra jumlahnya lebih banyak dan lebih aktif dibandingkan dengan gunung-gunung berapi di atas daratan. Gunung-gunung berapi tersebut terbentang sepanjang dasar samudra.
Gunung-gunung berapi di dasar samudra jumlahnya lebih banyak dan lebih aktif dibandingkan dengan gunung-gunung berapi di atas daratan. Gunung-gunung berapi tersebut terbentang sepanjang dasar samudra.
Keajaiban yang terdapat pada frasa al-bahru al-masjur adalah bahwa
dengan tidak adanya oksigen di dasar lautan, tidak memungkinkan bagi lahar
vulkanik menyeruak melewati lempengan di dasar samudra dan mencapai ketinggian
garis lempengan tersebut. Selain itu, lahar vulkanik biasanya berwarna
kehitam-hitaman, sangat panas, dan tidak langsung bergejolak. Lempengan di
dasar lautan menyerupai tempat pembakaran roti. Jika dipanaskan di bawahnya
dengan suatu bahan bakar, maka ia akan memanas dengan suhu tinggi, sehingga
roti bisa matang di atasnya. Inilah yang dimaksud secara bahasa pada kata
masjur. Tidak ada satu katapun yang tepat untuk menggantikan makna kata
tersebut secara tepat, agar kita bisa merenungi keagungan ciptaan Tuhan. Fakta
api di bawah laut ini, bukti mukjizat kebenaran Al-Qur’an, mana mukjizat
kebenaran kitab sucimu? (Alkuin/Sidiq/BaitulMaqdis.com)
Sumber : Ensiklopedia Mukjizat Alqur’an dan Hadis
0 komentar:
Posting Komentar