yufid.com

Kamis, 04 Juli 2013

Menganggap diri suci dan bersih

Posted by Abu Abdillah Riza Firmansyah On 12.15 No comments

Larangan Menganggap Diri Suci

Menganggap diri sendiri sebagai orang yang suci dan bersih dari sebuah fitnah dan menggibah serta menganggap saudaranya adalah orang yang disibukkan dengan debat (fitnah tahdzir dan semisalnya) adalah suatu penyakit yang dihiasi oleh syaitan agar orang tersebut terjerumus kepada kemaksiatan yang terselubung.

fitnah syuhroh (ketenaran), kesombongan, kekuasaan, pujian manusia, dan bagian-bagian dari dunia adalah biang kerok yang selalu singgah di hati manusia.
mari kita menghisab diri-diri kita apakah saudara kita yang lebih banyak disibukkan dengan debat tudingan ataukah diri kita sendiri, bisa jadi saudara kita mendebat hanya satu kali akan tetapi kita 10 kali atau bahkan lebih.
waspadalah dari menganggap diri sendiri orang yang lemah lembut dan baik dalam muamalah akan tetapi membuat orang menjadi takut dan lari.
waspadalah dari menganggap diri sendiri orang yang paling baik hati dan akhlaqnya akan tetapi jiwanya cepat naik darah dan tersinggung. 
 
Allah berfirman, "Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih. Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikitpun. Perhatikanlah, betapakah mereka mengeada-adakan dusta terhadap Allah. Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka)," (An-Nisa': 49-50).
Allah berfirman, "Janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dia-lah yang paling mengetahui tentang orang yang bertaqwa," (An-Najm: 32).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu bahwa tadinya Zainab bernama Barrah (wanita baik) lalu dikatakan, "Apakah kamu menganggap suci dirimu?" Kemudian Rasulullah saw. memberinya nama Zainab. (HR Bukhari [6192] dan Muslim [2141]).

Diriwayatkan dari Muhammad bin Amr bin Atah', ia berkata, "Putriku diberi nama Barrah (wanita baik), lalu Zainab binti Abu Sulamah berkata, 'Rasulullah saw. telah melarang nama ini dan aku dahulu diberi nama Barrah, kemudian Rasulullah saw. bersabda, 'Janganlah kalian menganggap suci diri kalian, sesungguhnya Allah lebih mengetahui orang-orang baik diantara kalian.' Lalu mereka bertanya, 'Jadi kami beri nama siapa?' Beliau bersabda, 'Berilah ia nama Zainab'," (HR Muslim [2142]).

Kandungan Bab:
  1. Celaan memuji dan mensyukuri diri sendiri, karena hal itu termasuk mengungkit-ngungkit sebuah amalan.
  2. Larangan memberi nama yang mengandung unsur pensucian diri seperti Jamaluddin, Tajuddin, dan yang semisalnya.
Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin 'Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar'iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi'i, 2006), hlm. 3/310-311.

0 komentar:

Cari Artikel Hidayahsalaf