yufid.com

Kamis, 27 September 2012

KLARIFIKASI UST.DR.M.ARIFIN BADRI,MA-TV ONE

Posted by Abu Abdillah Riza Firmansyah On 05.34 No comments
KLARIFIKASI TV ONE TERHADAP TUDUHAN TERORIS 
KEPADA USTADZ DR. MUHAMMAD ARIFIN BADRI, MA

TV One dituduh telah melakukan pelanggaran berat dalam salah satu siaran beritanya. Pelanggaran berat tersebut adalah memasang foto tokoh masyarakat sebagai orang lain (terduga teroris) dalam Senin (24/09) di acara kabar petang TV-One pada pkl. 18.30 WIB yang memberitakan jaringan teroris. TV-One dengan sengaja telah menyiarkan foto DR. Muhammad Arifin Badri, MA sebagai orang lain (Baderi) dan memasukkannya kedalam jaringan teroris Thoriq. Demikian dikutip dari Indonesia Media Watch (IMW).


Apa yang dilakukan oleh TV-One dengan memajang foto Pembina KPMI (Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia) ini adalah sebuah pelanggaran berat. TV-One telah melanggar isi dari UU No.32/2002 pasal 36; ayat (5) huruf a. Isi siaran dilarang bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan dan/atau bohong.

Mengingat bahwa DR. Muhammad Arifin Badri, MA merupakan lulusan S3 Universitas Islam Madinah, merupakan warga negara Indonesia yang menjadi panutan umat beragama dan berdasarkan penelusuran IMW memiliki hubungan yang istimewa dengan Pemerintah Saudi Arabia. Maka IMW menilai perlu memasukan pelanggaran pada si UU No.32/2002 pasal 36; Ayat (6) Isi siaran dilarang memperolokkan, merendahkan, melecehkan dan/atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia, atau merusak hubungan internasional.

Sebagai catatan, IMW menyayangkan tidak maksimalnya itikad baik TV-One yang melakukan koreksi pada siaran berikutnya, tapi tidak melakukan permohonan maaf dan penjelasan secara komprehensif kepada publik atas kesalahan yang telah dilakukan dalam siaran sebelumnya. Padahal siaran yang dilakukan TV-One sebelumnya telah merusak nama baik dan berpotensi menghilangkan nyawa DR. Muhammad Arifin Badri, MA dan keluarga.

DR. Muhammad Arifin Badri, MA adalah salah satu ustadz Salafi yang mengisi berbagai kajian di radio Rodja, radio Muslim, dan berbagai majalah komunitas Salafi Indonesia.

http://news.fimadani.com/read/2012/09/26/tv-one-salah-pasang-foto-dr-muhammad-arifin-badri-sebagai-terduga-teroris/#.UGJZCzHNLHM.facebook

Audio klarifikasi TV ONE atas kesalahan pemasangan foto terkait terduga teroris Baderi Hartono. Pada acara Kabar Petang (24 September 2012), TV ONE memasang foto Ustadz Dr. Muhammad Arifin Baderi, M.A (Pembina YUFID TV) untuk terduga teroris BADERI. Dalam tayangan Kabar Petang selanjutnya pada 26 September 2012, TV ONE mewawancarai Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri untuk mengusut akar terorisme yang berkembang di Indonesia, sekaligus permintaan maaf TV ONE terkait kesalahan pemasangan foto Ustadz Dr. Muhammad Arifin Baderi pada terduga BADERI.

Untuk menyaksikan rekaman video dari tv one silahkan klik url berikut:
http://yufid.tv/mengusut-akar-terorisme-kabar-petang-tv-one/

AUDIO KLARIFIKASI TENTANG TUDUHAN TERORIS TERHADAP UST. DR. MUHAMMAD ARIFIN BADRI, MA PADA TV ONE
SILAHKAN BUKA JUGA URL BERIKUT INI;
http://www.kajian.net/


---------------------
JAKARTA (gemaislam) – Tepat pukul 18.30 WIB sore ini, Rabu (26/09) DR. Muhammad Arifin Badri memberikan hak jawab di TV One terkait pemberitaan yang mencatut fotonya dalam sebuah jaringan teroris. Dalam acara kabar petang yang mengangkat tema “Mengusut Akar Terorisme” itu, ustadz Arifin Badri menjelaskan kekeliruan ideologi Terorisme.
“Sejak saya masih aktif kuliah di Madinah sudah beberapa kali berdiskusi dengan tokoh teroris, seperti Aman Abdurrahman, yang saat ini jadi tawanan Polri,” ujar Ustadz Arifin Badri memulai pemaparannya.
Selain itu, beliau juga aktif menulis buku-buku terkait dengan kekeliruan tindakan terorisme. Beliau juga ikut andil dalam penerjemahan fatwa ulama yang menjelaskan akan bahaya terorisme. Hal itu sebagai bagian dari upaya dan partisipasi beliau dalam mewujudkan stabilitas nasional yang baik dan kondusif.
Meskipun spesialisasi beliau dalam bidang ilmu fiqih, hal tersebut tidak menghambat beliau untuk ikut terjun dalam memerangi terorisme.
“Point penting yang harus kita fahami adalah Ilmu agama merupakan satu paket lengkap yang saling terkait. Akar terorisme adalah dalam hal aqidah atau theologi namun hal tersebut juga kental kaitannya dengan hukum-hukum fiqih seperti bagaimana menyikapi hubungan antara muslim dan non muslim,” kata Ustadz Arifin Badri.
Ustadz yang meraih gelar doktor dengan predikat cum laude ini telah beberapa kali mengisi ceramah di beberapa lembaga pemasyarakatan di Indonesia, seperti yang ada di Porong, Jawa timur dengan fokus memberikan pembinaan kepada para petugas Lapas terkait dengan tindakan terorisme.
Beliau menjelaskan agar masyarakat lebih mengedepankan kebenaran daripada perasaan. Contohnya adalah kejadian yang terjadi di masa Rasulullah, dimana ada seorang Yahudi yang mengucapkan salam dengan “Assaamu ‘Alaikum” yang berarti “semoga engkau terkena racun”. Rasulullah menjawab dengan ucapan “wa alaika” yang artinya “dan engkau juga”. Aisyah yang mendengar ucapan yahudi tersebut langsung membalas dengan ucapan “Assaamu alaika Walla’nah” yang berarti “Semoga engkau terkena racun dan laknat”.
Beliau melanjutkan paparannya, tatkala Rasulullah mendengar ucapan Aisyah, beliau serta merta langsung menegurnya dan memberikan nasihat kepadanya untuk berlemah lembut dalam semua tindakan.
Alumni pesantren Islam Al Irsyad Tengaran ini berpesan kepada seluruh masyarakat Indonesia agar menjadi partner pemerintah yang produktif dalam memerangi terorisme.
Di akhir acara, presenter mengulangi permohonan maafnya atas nama TV One terhadap kesalahan pemberitaan dua hari yang lalu dan ustadz Arifin Badri menganggap bahwa permasalahan ini telah selesai.
“Terima kasih kepada TV One yang telah memberikan ruang kepada saya. Dan saya menghimbau kepada pihak yang memiliki koneksi dengan saya, seperti Insan TV, KPMI, STDI Imam Syafi’i dan yang lainnya untuk menganggap permasalahan ini telah selesai.” Tutup Ustadz Arifin Badri. (arc/bms)
Artikel: GemaIslam.com publish kembali oleh Moslemsunnah.Wordpress.com

0 komentar:

Cari Artikel Hidayahsalaf