Hukum Orang Yang Berkata, "Ya Muhammad! Ya Ali! Ya Jailani!"
Syaikh Ibnu Utsaimin
Pertanyaan:
Syaikh Ibnu Utsaimin ditanya tentang sebagian orang yang berkata, "Ya Muhammad! Ya Ali! Atau Ya Jailani!" ketika mendapat-kan suatu musibah berat, apa hukumnya?
Jawaban:
Kumpulan Fatwa Tentang Aqidah, Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 394-395.
Disalin dari buku Fatwa-Fatwa Terkini Jilid 1, penerbit Darul Haq.
Syaikh Ibnu Utsaimin ditanya tentang sebagian orang yang berkata, "Ya Muhammad! Ya Ali! Atau Ya Jailani!" ketika mendapat-kan suatu musibah berat, apa hukumnya?
Jawaban:
Bila yang dimaksud olehnya adalah berdoa (memohon) kepada mereka itu
dan meminta pertolongan, maka dia telah berbuat syirik akbar yang
mengeluarkannya dari dien ini. Oleh karena itu, hendaklah dia
bertaubat kepada Allah سبحانه و تعالى
dan berdoa kepadaNya semata, sebagaimana firmanNya,
"Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepadaNya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi?Apakah di samping Allah ada ilah (yang lain)?" (An-Naml: 62).
Di samping statusnya sebagai orang musyrik, dia juga dikata-kan sebagai safih, yang menyia-nyiakan dirinya sendiri sebagaimana firman Allah yang lain,
"Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, kecuali orang yang memperbodoh dirinya sendiri." (Al-Baqarah: 130).
Dan firmanNya,
"Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doanya) sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka." (Al-Ahqaf: 5).
Rujukan:"Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepadaNya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi?Apakah di samping Allah ada ilah (yang lain)?" (An-Naml: 62).
Di samping statusnya sebagai orang musyrik, dia juga dikata-kan sebagai safih, yang menyia-nyiakan dirinya sendiri sebagaimana firman Allah yang lain,
"Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, kecuali orang yang memperbodoh dirinya sendiri." (Al-Baqarah: 130).
Dan firmanNya,
"Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doanya) sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka." (Al-Ahqaf: 5).
Kumpulan Fatwa Tentang Aqidah, Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 394-395.
Disalin dari buku Fatwa-Fatwa Terkini Jilid 1, penerbit Darul Haq.
Sumber: http://fatwa-ulama.com
http://hidayahsalaf.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar