yufid.com

Sabtu, 17 Desember 2011

YASINAN / BACA SURAT YASIN KOK DIPERMASALAHKAN!

Posted by Abu Abdillah Riza Firmansyah On 18.10 No comments
YASINAN / BACA SURAT YASIN, SUNNAH ATAU BID'AH?
Ditulis oleh Abu Abdillah Riza Al-Lumbuki

SEBUAH pernyataan yang dilontarkan oleh sebagian kaum muslimin terutama di Indonesia. Entah ikut taradisi atau syari'at atau apalah namanya, hal ini yaitu yasinan terutama di Indonesia sudah menjadi suatu kebiasaan yang awet dan berat sekali dan sangat berat sekali untuk ditinggalkan. ketahuilah saudaraku, bahwa kembali kepada kebenaran adalah fadilah. Oleh karena itu marilah kita kembali kepada ajaran Islam yang murni sebagaimana yang diajarkan oleh Rasululloh shallallohu'alaihi wa sallam dan para sahabat dengan tanpa menambah dan menguranginya, karena yang berhak menambah dan mengurangi sesuatu ajaran atau hukum agama adalah Alloh Ta'ala bukan Pak Imam atau Pak Kiyai atau Pak Siapa.
Alloh Ta'ala berfirman (artinya):
"Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." 
QS. Al-Maidah: 3

Pertanyaan:

1. Apakah surat yasin tidak ada dalam Al-Qur'an?
2. Apakah yasinan ada dalam Islam?
3. Bagaimanakah derajat dan kedudukan hadits tentang surat Yasin?


Jawaban:

1. Surat Yasin ada di dalam Al-Qur'an. Dan dia adalah kalamnya Alloh Ta'ala. Makkiyyah artinya adalah surat yang diturunkan di Mekkah. Surat yang ke-36 dengan ayat yang berjumlah 83 ayat.

2. Yasinan tidak ada di dalam Islam. Karena Alloh Ta'ala dan Rasul-Nya Muhammad shallallohu'alaihi wa sallam tidak pernah mengajarkan amalan-amalan khusus dari membaca surat Yasin. Apabila dikatakan: "Tapi kan ada hadits tentang amalan surat Yasin?", Jawab: "memang ada tapi haditsnya siapa? Dan tahukah anda apakah hal itu sah datangnya dari lisan Nabi shallallou'alaihi wa sallam? Oleh karena itu kita beralih kepada soal berikutnya.

3. Kedudukan hadits tentang surat Yasin;

Imam Abu Dawud as-Sajistani mengatakan di dalam kitan Sunan nya nomor 3121: "Telah mengabarkanku Muhammad bin al-'Alla' dan Muhammad bin Makki al-Marwazi al-Ma'ni mereka berdua mengatakan; 'Telah mengabarkanku Ibnul Mubarok dari Sulaiman At-Taimi dari Abu Utsman –dia bukanlah an-Nahdi- dari bapaknya dari Ma'qil bin Yasar berkata; 'Telah bersabda Nabi shallallohu'alaihi wa sallam;

HADITS PERTAMA

اِقْرَءُوْا يسٍ عَلىَ مَوْتاَكُمْ 

"Bacalah Yasin kepada orang yang akan mati". 

Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu Majah nomor 1448, Ahmad 5/26,27, Al-Baihaqi 3/383, Ibnu Abi Syaibah 3/237, Al-Hakim di dalam Mustadrok 5/565, Abu 'Ubaid Di Fadhoilil Qur'an 185, At-Thobroni di Mu'jamul Kabir 20/510, dari jalan Ibnul Mubarok dari At-Taimi.

Dikeluarkan juga oleh Al-Baghowi di dalam Syarh As-Sunnah 1464, Ibnu Hibban, dan An-Nasa'I dari jalan Thoriq Ibnul Mubarok dari at-Taimi dari Abu Utsman dari Ma'qil.

Dikeluarkan juga oleh at-Thoyalisi nomor 931, an-Nasa'I, dan at-Thobroni dari jalan Sulaiman at-Taimi dari Seorang dari bapaknya dari Ma'qil bin Yasar. Al-Hakim mendudukkan Yahya bin Sa'id dan selainnya dan di dalamnya adalah perkataan Ibnul Mubarok sebagai tambahan orang yang tsiqoh (terpercaya) dapat diterima.

Sanggahan: Benar (adanya ziyadah tsiqot atau tambahan orang yang terpercaya), akan tetapi menurut para ahli pakar hadits dalam hal ini, di dalam sanad (rangkaian periwayat) tidak terangkat tambahannya, Karena menimbang ada empat (4) segi yang masih bimbang para periwayatnya.
1. dari Abu Utsman dari bapaknya dari Ma'qil secara marfu'.
2. dari Utsman bin Ma'qil secara marfu'.
3. dari seorang lelaki dari bapaknya dari Ma'qil secara marfu'.
4. dari Ma'qil secara marfu'. Dan Al-Hafizh Ibnu Hajar di dalam At-Talkhis al-habir 2/104 menukil dari Ibnu al-Qoththon pengangkatannya terhadap hadits tersebut dengan (koreksi) kegoncangan (para perawi) dan diam.

'Illat (penyakit/ alasan/ sebab) lainnya tentang cacatnya hadits itu dijelaskan oleh Al-Imam adz-Dzahabi di dalam Al-Mizan 4/550 mengatakan: "Adapun Abu Utsman-dikatakan namanya Sa'd- dari bapaknya dari Ma'qil bin Yasar dengan hadits; "Bacakanlah Yasin kepada orang yang akan mati" maka tidak diketahui bapaknya tidak pula dia tidak pula orang yang mengambil riwayatnya kecuali hanya Sulaiman at-Taimi".

Ibnul Madini mengomentari Utsman ini: "Tidaklah ada yang meriwayatkan darinya selain Sulaiman At-Taimi, sedangkan dia adalah Majhul (tidak jelas)".

Imam an-Nawawi dari kalangan Ulama' Syafi'I mengomentari di dalam Al-Adzkar halaman 132: "Isnad (rangkaian para periwayat) adalah dhoif (lemah), di dalamnya ada dua orang yang majhul (tidak jelas), kecuali Abu Dawud yang tidak mendhoifkannya". Dikatakan cacat juga oleh Ibnul Qoththon.

Dan bekata Al-Hafizh Ibnu Hajar di dalam Amali Al-Adzkar: "Hadits ini adalah ghorib (asing)". Sebagaimana di dalam Al-Futuhat ar-Robbaniyyah 4/118.

Ulama' pakar ahli hadits pada abad 20 ini Syaikh al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin al-Albani memiliki pandangan yang sama seperti para Imam-imam Ahli hadits di atas, dan beliau (Syaikh Al-Albani) telah mendhoifkan (melemahkan) hadits tersebut di dalam Dhoif Ibni Majah nomor 1448//308. Al-Misykah nomor 1622. Al-Irwa' no. 688. Dhoif Al-Jami' Ash-Shoghir no. 1072.
Demikian pula murid beliau Syaikh Al-Muhaddits 'Ali bin Hasan al-Halabi-Hafizhohulloh- di dalam Al-Qaul Al-Mubin.

HADITS KEDUA

مَا مِنْ مَيِّتٍ يَمُوْتُ فَيُقْرَأُ عِنْدَهُ ( يَسٍ ) إِلاَّ هَوَّنَ اللهُ عَلَيْهِ 

"Tidaklah mayit yang meninggal kemudian dibacakan kepadanya Yasin melainkan Alloh akan meringankannya". 
Riwayat Abu Nu'aim di dalam Akhbar Ashbahan 1/188 dari Marwan bin Salim dari Sofwan bin Umar dari Syuraih dari Abu Darda secara marfu'.
Adapun Marwan disebutkan oleh Ahmad dan A-Nasa'I : "Bukan orang yang tsiqoh (terpercaya)". As-Saji dan Abu 'Arubah bin al-Harbi mengatakan: "Dia memalsukan hadits".
Lihat Irwaul Ghalil 3/152 oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani.

HADITS KETIGA

إِذَا قَرَئْتَ عِنْدَ المَيِّتِ خُفِّفَ عَنْهُ بِهَا 

Adapun di dalam Al-Musnad 4/105 dari jalan Thoriq bin Shofwan: "….Adalah Al-Masyikhoh berkata: "Apabila kamu membacakan (Yasin) di sisi mayit maka akan diringankan dengannya". 
Lihat Irwaul Ghalil 3/151-152 oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani.

HADITS KEEMPAT

عن أنس رضي الله عنه أنه قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : " مَنْ دَخَلَ المَقَابِرَ فَقَرَأَ سُوْرَةَ { يسٍ } خَفَّفَ اللهُ عَنْهُمْ يَوْمَئِذٍ وَكَانَ لَهُ بِعَدَدٍ مَا فِيْهَا حَسَنَات

(Perkataan al-Maraqi hal 117);
"dari Anas radhiyallohu'anhu bahwasanya Rasululloh shallallohu'alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa yang memasuki kuburan kemudian membaca surat Yasin maka Alloh akan meringankan mereka pada suatu hari dan dia akan mendapatkan banyak kebaikan". 

Syaikh Al-Albani berkata: "Ath-Thonthowi diam darinya sebagaimana di dalam Hasyiah nya halaman 610 dan tidak mengeluarkan hadits itu karena hadits itu Maudhu' (palsu) sebagaimana yang telah saya jelaskan di dalam kitab Adh-Dho'ifah (Silsilah al Ahadits Adh Dhoifah wa al Maudhu'ah) nomor 1291 sama juga dengan hadits "barangsiapa yang melewati kuburan kemudian membaca "Qul Huwallohu Ahad" sebelas kali…".


HADITS KELIMA

( إِنِّي فَرَضْتُ عَلَى أُمَّتِي قِرَاءَةَ { يسٍ } كُلَّ لَيْلَةٍ، فَمَنْ دَاوَمَ عَلىَ قِرَاءَتِهَا كُلَّ لَيْلَةٍ ثُمَّ مَاتَ ؛ مَاتَ شَهِيْداً )
“Sesungguhnya saya telah mewajibkan atas ummat saya membaca surah Yasin setiap malam, maka barang siapa yang selalu membacanya setiap malam, kemudian dia meninggal, meninggalnya dalam keadaan syahiid.”

Hadist ini Maudhu` (palsu). Sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikh al-Albani di dalam Silsilah Al-Ahadits adh-Adhoifah wal Maudhu'ah 14/789:

Diriwayatkan oleh Abu asy-Syaikh di dalam ats Tsawab, dari jalannya asy-Syaikh asy-Syajriy di dalam al-Amali (1/118) berkata:
''Telah mengabarkan pada kami Ibnu Abi `Ashim; telah mengabarkan pada kami `Umar bin Hafsh al-Wasshobi; telah mengabarkan pada kami Sa`id bin Musa; telah mengabarkankan kami Rabbah bin Zaid dari Ma`mar dari az Zuhri dari Anas secara marfu`.
As-Suyuthi memaparkan riwayat ini di dalam Dzailul Ahadtst al-Maudhu`ah hal.24 dari riwayat Abu asy-Syaikh, kemudian beliau berkata; 'Sa`id adalah periwayat yang tertuduh”. Disepakati oleh Ibnu `Iraq di dalam Tanziihus Syarii`ah 1/267.

Dan dari jalan al-Washobi mengeluarkan bagian yang kedua darinya:
“Barang siapa mengamalkannya terus menerus….
At-Thobroni di dalam al-Mu`jamu ash-Shoghir hal.210-Hindiyah-, dari jalannya al Khathiib di “at Taariikh) (3/245), dan berkata at-Thobroni: “Menyendiri dengannya Sa`iid”, Berkata al-Haitsami di dalam al-Majma` 7/97: “Diriwayatkan oleh at-Thobroni di dalam as-Shoghir, di dalamnya ada Sa`id bin Musa al-Azdi, dia adalah pendusta”.
Baginya masih ada hadits maudhu` (palsu) lainnya yang sangat nyata kepalsuannya, salah satunya di dalam as Sunnah oleh Ibnu Abi `Ashim (1/305-306/696).
Telah ada juga penjelasan hadits yang ketiga dengan nomor 594.


KESIMPULAN: 

Hadits yang menyebutkan tentang membaca dan keutamaan khusus membaca surat Yasin tidak ada yang sah kepada Nabi kita shallallohu'alaihi wa sallam jadi tidak boleh membuat syari'at baru di dalam agama. Adapun manusia lainnya bisa salah dan benar.
Maka ambil dan ikutilah yang ma'shum yakni Nabi kita Muhammad shallallohu'alaihi wa sallam.
Ketahuilah amalan-amalan bacaan apapun tidak bisa dikirim ke mayit dan bermanfaat bagi mayit. Nabi shallallohu'alaihi wa sallam bersabda:

« إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ ». 
"Apabila manusia meninggal dunia maka terputusah amalannya kecuali tiga (3) perkara; - sedekah jariyah - ilmu (agama) yang bermanfaat - atau doa anak sholeh".
[Shohih. HR. Muslim no. 4310, Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dll.]
hidayahsalaf.blogspot.com

0 komentar:

Cari Artikel Hidayahsalaf