جمع وترتيب : أبو عبد الله ريزا بن عرفاني معز
oleh Abu Abdillah Riza F.
Sepintas judul buletin kali ini kelihatannya sepele dan sudah kuno, akan tetapi ingatlah sesuatu yang dibangun di atas dasar yang kuat maka akan kuat pula tujuannya dan ingatlah bahwasanya dasar-dasar ilmu yang benar itu akan menghasilkan buah bagi pemiliknya yakni al-khosyah (rasa takut kepada Alloh ). Saya teringat dengan perkataan syaikh kami Dr. Abdulloh bin Zaid Al-Musallam bahwasanya masalah dasar-dasar tauhid hendaklah kalian baca di hadapan beberapa syaikh sebanyak 20 atau 30 kali –mudah-mudahan Alloh memudahkan kita dan insya Alloh akan kami uraikan dengan ringkas pada kesempatan yang terbatas ini yang sebenarnya pembahasan ini patut untuk dijelaskan lebih paten dan terperinci lagi-.
Ushul merupakan hal yang sangat penting yang apabila seseorang itu ingin mencapai tujuan kepada ilmu-ilmu sunnah dan lainnya tanpa mengetahui ushulnya maka dia tidak akan mendapatkannya.
Para ulama berkata:
Maka dari hal ini sangat disayangkan bagi orang yang mengaku dirinya sebagai ahlussunnah wal jama’ah akan tetapi pada hakekatnya tidak mendapatkan disiplin atau dasar-dasar ilmu ibarat orang yang mau membuat atap rumah akan tetapi tidak mempunyai pondasi dan tembok…(coba fikir…bisa berdiri apa tidak?).
Adapun pengertian ahlussunnah wal jama’ah mereka adalah para salaf (pendahulu umat islam dari kalangan para sahabat, tabi’in, dan orang-orang yang senantiasa mengikuti jejak mereka dengan baik (mengikuti secara zahir dan batin, perkataan dan perbuatan, dan cara beraqidah) sampai hari kiamat, berkumpul di atas kebenaran yang nyata dari al-Quran dan as-sunnah walaupun seorang diri. [Syarh Al-Aqidah Ath-Thohawiyah hal. 68 oleh Ibnu Abil ‘Izz, Ighotsatul Lahfan 1/70 oleh Al-Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah, Fathu Robbil Bariyyah bi talkhis Al-Hamawiyah hal. 10 oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin,dl]
Adapun ushul-ushul pokok ajaran ahlussunnah wal jama’ah tersebut, sebagai berikut:
1. BERIMAN KEPADA ALLOH .
Beriman kepada Alloh adalah mengimani secara pasti tanpa disertai keraguan bahwasanya Alloh adalah Tuhan segala sesuatu sekaligus sebagai raja, bahwasanya hanya Dia-lah yang berhak disembah bukan selainNya di dasari dengan rasa cinta, tunduk dan merendahkan diri di hadapanNya, dan juga Dia telah tersifatkan dengan sifat-sifat yang sempurna dan memiliki nama-nama yang indah, dan tersucikan dari segala sifat-sifat yang kurang dan tercela.
Adapun iman kepada Alloh mencakup 4(empat) perkara:
• Beriman dengan wujud Alloh . Beriman dengan wujud Alloh ditunjukkan dengan dalil fithrah, akal, syari`at, dan rasa atau pembuktian.
1. Dalil fithrah. Nabi H bersabda:
[HR. al-Bukhari no. 1292,1293 Muslim no. 22,23, Ahmad no. 8164, Ibnu Hibban no. 132, dll]
2. Akal sehat.
karena sesuatu itu tidak dapat menciptakan dirinya sendiri dan dikarenakan juga sebelumnya mereka tidak ada. Maka jelaslah bahwasanya Alloh adalah Dzat yang menciptakan mereka. Alloh berfirman: “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?”. [QS. Ath-Thuur: 35]
3. Dalil syari`at.
Adapun dalil syari`at yang menunjukkan wujudnya Alloh bahwasanya kitab-kitab samawiyah(yang diturunkan dari atas langit) semuanya telah menyebutkan tentang hal itu.
4. Dalil rasa atau pembuktian. bahwasanya kita mendengar dan menyaksikan orang-orang yang dikabulkan do’anya.
Alloh berfirman: “Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdoa, dan kami memperkenankan doanya, lalu kami selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana yang besar”. [QS. Al-Anbiya’: 76]
• Beriman dengan rububiyah Alloh .
Beriman dengan rububiyah Alloh maksudnya bahwasanya Dia adalah Tuhan sekaligus raja yang tidak ada yang dapat menciptakan kecuali hanya Dia tidak ada sekutu baginya dan tidak ada penolong. Alloh berfirman: “Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Alloh. Maha Suci Alloh, Tuhan semesta alam”. [QS. Al-A’raf: 54]
• Beriman dengan uluhiyah Alloh .
Beriman dengan uluhihyah Alloh maksudnya adalah bahwasanya Dia adalah satu-satunya Tuhan yang paling berhak untuk disembah tidak ada sekutu baginya.
Alloh berfirman: “(Kuasa Alloh) yang demikian itu, adalah Karena Sesungguhnya Alloh, dialah (Tuhan) yang Haq dan Sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Alloh, Itulah yang batil, dan Sesungguhnya Alloh, dialah yang Maha Tinggi lagi Maha besar”. [QS. Al-Hajj: 62]
• Beriman dengan asma` dan sifat Alloh .
Beriman dengan asma` dan sifat Alloh artinya bahwasanya kita menetapkan apa-apa yang ditetapkan oleh Alloh bagi diriNya sendiri di dalam kitabNya atau sunnah RasulNya berupa nama-nama dan sifat-sifat atas segi yang layak bagiNya tanpa merubah makna, menolak, menanyakan bagaimana, memisalkanNya.
Alloh berfirman: “Hanya milik Alloh asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya”. [QS. Al-A’raf: 180]
2. BERIMAN KEPADA MALAIKAT.
Malaikat adalah makhluk ghaib yang tidak memiliki kekhususan rububiyah ataupun uluhiyah sedikitpun, diciptakan oleh Alloh dari cahaya, dijadikan oleh Alloh sebagai hamba yang memiliki ketaatan yang sempurna dan kekuatan dalam menjalankan ibadah.
Beriman kepada para malaikat mengandung beberapa perkara:
- mengimani wujudnya.
- beriman kepada seluruh malaikat-malaikat yang telah disebutkan namanya seperti: Jibril, Mikail, Malik, Israfil, Malaikat Maut [Sebagian orang menyangka bahwasanya nama malaikat pencabut nyawa adalah ‘Izrail, akan tetapi ini tidak ada dasarnya baik dari al-Qur`an maupun dari riwayat yang shahih, dan yang benar adalah malakul maut (malaikat maut) sebagaimana yang tertera di dalam surat as-Sajdah: 11 dan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, dll. Lihat al-Bidayah wa an-Nihayah oleh. Ibnu Katsir 1/50.], dan juga yang belum disebutkan namanya seperti; malaikat yang ditugaskan untuk meniup ruh di dalam rahim seorang ibu.
- beriman dengan sifat-sifat penciptaannya, seperti jibril yang sayapnya berjumlah 600 sayap dan setiap sayap memenuhi ufuk langit.
- beriman dengan tugas-tugas yang dijalankan oleh para malaikat yang sudah disebutkan. Seperti malaikat jibril sebagai penyampai wahyu.
3. BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB.
Maksudnya bahwa kita wajib beriman dengan seluruh kitab-kitab dan bahwasanya Alloh telah menurunkannya kepada para nabi dan rasul untuk menjelaskan hakikat tauhid dan mendakwahkannya.
Iman kepada kitab-kitab mengandung 4(empat) perkara:
- beriman bahwasanya kitab-kitab itu diturunkan oleh Alloh .
- beriman dengan apa-apa yang kita ketahui dari nama-namanya, seperti; al-Qur`an yang diturunkan kepada nabi Muhammad , Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa, dan Zabur yang diturunkan kepada nabi Dawud, adapun yang kita tidak ketahui namanya maka kita beriman kepadanya secara keseluruhan.
- membenarkan kabar-kabar yang telah sah darinya, seperti kabar dari al-Qur`an, dan kabar-kabar yang belum diganti dan dirubah dari kitab-kitab yang telah lalu.
- beriman kepada hukum-hukum yang belum dihapus darinya, ridha dan menerimanya baik kita ketahui hikmahnya maupun yang kita tidak ketahui hikmahnya. Dan seluruh kitab-kitab yang terdahulu telah dihapus hukumnya dengan al-Qur`an. Alloh berfirman: “Dan kami Telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu”. [QS. Al-Maidah: 48]
4. BERIMAN KEPADA PARA RASUL.
Maksud dari kata rasul adalah orang-orang yang diberikan wahyu kepadanya dari kalangan manusia dengan syari`at dan diperintahkan untuk menyampaikannya. Adapun nabi adalah orang yang diberikan wahyu akan tetapi tidak diperintahkan untuk menyampaikannya sementara waktu, Maka setiap rasul adalah nabi dan tidak semua nabi adalah rasul. Seorang muslim wajib beriman kepada para nabi dan rasul baik yang sudah disebutkan nama-namanya ataupun yang tidak disebutkan nama-namanya karena jumlah mereka sangatlah banyak.
Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad di dalam Musnad nya no. 21546, 21552 bahwasanya Rasululloh menyebutkan jumlah nabi adalah 124.000 orang, dan jumlah rasul 312 orang. Para rasul dan nabi mereka adalah dari kalangan manusia yang tidak memiliki hak rububiyah bahkan uluhiyah sedikitpun. Maka tidak boleh bagi seseorang pun meminta pertolongan kepada mereka ataupun berdoa, mencari berkah, bertawassul dan semisalnya terlebih lagi kepada orang-orang yang dianggap wali. Alloh berfiman kepada nabiNya: “Katakanlah: "Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Alloh. dan sekiranya Aku mengetahui yang ghaib, tentulah Aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan Aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman".[QS. Al-A’rof: 188]
Beriman kepada para rasul mengandung beberapa perkara:
- beriman bahwa risalah mereka benar datangnya dari Alloh .
- beriman dengan nama-nama mereka yang telah dikabarkan di dalam dalil-dalil.
- mengamalkan syariat rasul yang diutus kepada kita sekaligus sebagai penutup para rasul yakni Muhammad yang telah menghapus hukum-hukum syariat yang telah lalu.
5. BERIMAN KEPADA HARI AKHIR.
Arti dari hari akhir adalah hari kiamat yang pada hari itu dibangkitkannya manusia oleh Alloh untuk dihisab dan diberikan balasan. Dan beriman kepada hari akhir adalah termasuk rukun iman yang ke lima. Maka barangsiapa yang mendustakannya maka dia telah kafir.
Alloh berfirman: “Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: "Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, Kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan." yang demikian itu adalah mudah bagi Alloh”.[QS. At-Taghobun: 7]
Iman kepada hari akhir mengandung beberapa perkara, diantaranya:
- beriman kepada fitnah kubur yakni pertanyaan malaikat tentang tiga perkara; tentang siapa tuhanmu, apa agamamu, dan siapa nabimu. juga beriman kepada nikmat dan siksa kubur, adanya kiamat besar ,adanya mizan (timbangan), adanya lembaran-lembaran catatan amal, adanya hisab (perhitungan amal) dan balasan tatkala Alloh menghisab amal perbuatan para hamba, beriman dengan adanya al-haudh (telaga), As-Shirot (jembatan), syafa’at, surga dan neraka dan bahwasanya surga dan neraka merupakan tempat yang abadi untuk para hamba. Adapun surga adalah sebuah tempat yang telah disediakan oleh Alloh untuk para hambaNya yang bertaqwa. Adapun neraka adalah sebuah tempat yang disediakan oleh Alloh untuk orang-orang yang bermaksiat dari kalangan orang-orang kafir, munafik, dan musyrik.
6. BERIMAN KEPADA QADHA’ DAN QADAR.
Beriman kepada takdir mengandung beberapa perkara:
- beriman bahwasanya Alloh mengetahui keadaan para hambaNya. Alloh berfirman di dalam surat al-Ankabut: 62: “Sesungguhnya Alloh Maha mengetahui segala sesuatu”.
- beriman bahwasanya Alloh telah menulis taqdir para makhluqNya. Alloh berfirman di dalam surat yasin ayat: 12. “dan segala sesuatu kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh mahfuzh)”.
- beriman dengan kehendak Alloh .
Alloh berfirman di dalam surat At-Takwir ayat: 29: “Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Alloh, Tuhan semesta alam”.
- beriman bahwa Alloh adalah Sang Pencipta segala sesuatu.
Alloh berfirman di dalam surat Az-Zumar ayat 62: “Alloh menciptakan segala sesuatu dan dia memelihara segala sesuatu”.
[Al-Aqidah Ash-Shohihah wa ma Yudhoodduha oleh Syaikh Bin Baz, Syarh Ushul Al-Iman oleh Syaikh Ibnu Utsaimin, Aqidah Al-Muslim oleh Dr. Sa’id Al-Qohthoni, ‘Alam Al-Malaikah al-Abror, dll]. wAllohu a’lam bisshowab
oleh Abu Abdillah Riza F.
Sepintas judul buletin kali ini kelihatannya sepele dan sudah kuno, akan tetapi ingatlah sesuatu yang dibangun di atas dasar yang kuat maka akan kuat pula tujuannya dan ingatlah bahwasanya dasar-dasar ilmu yang benar itu akan menghasilkan buah bagi pemiliknya yakni al-khosyah (rasa takut kepada Alloh ). Saya teringat dengan perkataan syaikh kami Dr. Abdulloh bin Zaid Al-Musallam bahwasanya masalah dasar-dasar tauhid hendaklah kalian baca di hadapan beberapa syaikh sebanyak 20 atau 30 kali –mudah-mudahan Alloh memudahkan kita dan insya Alloh akan kami uraikan dengan ringkas pada kesempatan yang terbatas ini yang sebenarnya pembahasan ini patut untuk dijelaskan lebih paten dan terperinci lagi-.
Ushul merupakan hal yang sangat penting yang apabila seseorang itu ingin mencapai tujuan kepada ilmu-ilmu sunnah dan lainnya tanpa mengetahui ushulnya maka dia tidak akan mendapatkannya.
Para ulama berkata:
مَنْ حُرِمَ الأُصُوْلُ حُرِمَ الوُصُوْلُ
“Barangsiapa yang tidak mendapatkan ushul maka dia tidak mendapatkan tujuan kepada (ilmu agama)”. [Syarh Manzhumah Al Qowa-id wal Ushul 1/11 oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin]Maka dari hal ini sangat disayangkan bagi orang yang mengaku dirinya sebagai ahlussunnah wal jama’ah akan tetapi pada hakekatnya tidak mendapatkan disiplin atau dasar-dasar ilmu ibarat orang yang mau membuat atap rumah akan tetapi tidak mempunyai pondasi dan tembok…(coba fikir…bisa berdiri apa tidak?).
Adapun pengertian ahlussunnah wal jama’ah mereka adalah para salaf (pendahulu umat islam dari kalangan para sahabat, tabi’in, dan orang-orang yang senantiasa mengikuti jejak mereka dengan baik (mengikuti secara zahir dan batin, perkataan dan perbuatan, dan cara beraqidah) sampai hari kiamat, berkumpul di atas kebenaran yang nyata dari al-Quran dan as-sunnah walaupun seorang diri. [Syarh Al-Aqidah Ath-Thohawiyah hal. 68 oleh Ibnu Abil ‘Izz, Ighotsatul Lahfan 1/70 oleh Al-Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah, Fathu Robbil Bariyyah bi talkhis Al-Hamawiyah hal. 10 oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin,dl]
Adapun ushul-ushul pokok ajaran ahlussunnah wal jama’ah tersebut, sebagai berikut:
1. BERIMAN KEPADA ALLOH .
Beriman kepada Alloh adalah mengimani secara pasti tanpa disertai keraguan bahwasanya Alloh adalah Tuhan segala sesuatu sekaligus sebagai raja, bahwasanya hanya Dia-lah yang berhak disembah bukan selainNya di dasari dengan rasa cinta, tunduk dan merendahkan diri di hadapanNya, dan juga Dia telah tersifatkan dengan sifat-sifat yang sempurna dan memiliki nama-nama yang indah, dan tersucikan dari segala sifat-sifat yang kurang dan tercela.
Adapun iman kepada Alloh mencakup 4(empat) perkara:
• Beriman dengan wujud Alloh . Beriman dengan wujud Alloh ditunjukkan dengan dalil fithrah, akal, syari`at, dan rasa atau pembuktian.
1. Dalil fithrah. Nabi H bersabda:
( مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الفِطْرَةِ, فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ )
“Tidaklah seorang anak dilahirkan kecuali dia dilahirkan di atas fithrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi, nashrani, ataupun majusi”.[HR. al-Bukhari no. 1292,1293 Muslim no. 22,23, Ahmad no. 8164, Ibnu Hibban no. 132, dll]
2. Akal sehat.
karena sesuatu itu tidak dapat menciptakan dirinya sendiri dan dikarenakan juga sebelumnya mereka tidak ada. Maka jelaslah bahwasanya Alloh adalah Dzat yang menciptakan mereka. Alloh berfirman: “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?”. [QS. Ath-Thuur: 35]
3. Dalil syari`at.
Adapun dalil syari`at yang menunjukkan wujudnya Alloh bahwasanya kitab-kitab samawiyah(yang diturunkan dari atas langit) semuanya telah menyebutkan tentang hal itu.
4. Dalil rasa atau pembuktian. bahwasanya kita mendengar dan menyaksikan orang-orang yang dikabulkan do’anya.
Alloh berfirman: “Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdoa, dan kami memperkenankan doanya, lalu kami selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana yang besar”. [QS. Al-Anbiya’: 76]
• Beriman dengan rububiyah Alloh .
Beriman dengan rububiyah Alloh maksudnya bahwasanya Dia adalah Tuhan sekaligus raja yang tidak ada yang dapat menciptakan kecuali hanya Dia tidak ada sekutu baginya dan tidak ada penolong. Alloh berfirman: “Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Alloh. Maha Suci Alloh, Tuhan semesta alam”. [QS. Al-A’raf: 54]
• Beriman dengan uluhiyah Alloh .
Beriman dengan uluhihyah Alloh maksudnya adalah bahwasanya Dia adalah satu-satunya Tuhan yang paling berhak untuk disembah tidak ada sekutu baginya.
Alloh berfirman: “(Kuasa Alloh) yang demikian itu, adalah Karena Sesungguhnya Alloh, dialah (Tuhan) yang Haq dan Sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Alloh, Itulah yang batil, dan Sesungguhnya Alloh, dialah yang Maha Tinggi lagi Maha besar”. [QS. Al-Hajj: 62]
• Beriman dengan asma` dan sifat Alloh .
Beriman dengan asma` dan sifat Alloh artinya bahwasanya kita menetapkan apa-apa yang ditetapkan oleh Alloh bagi diriNya sendiri di dalam kitabNya atau sunnah RasulNya berupa nama-nama dan sifat-sifat atas segi yang layak bagiNya tanpa merubah makna, menolak, menanyakan bagaimana, memisalkanNya.
Alloh berfirman: “Hanya milik Alloh asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya”. [QS. Al-A’raf: 180]
2. BERIMAN KEPADA MALAIKAT.
Malaikat adalah makhluk ghaib yang tidak memiliki kekhususan rububiyah ataupun uluhiyah sedikitpun, diciptakan oleh Alloh dari cahaya, dijadikan oleh Alloh sebagai hamba yang memiliki ketaatan yang sempurna dan kekuatan dalam menjalankan ibadah.
Beriman kepada para malaikat mengandung beberapa perkara:
- mengimani wujudnya.
- beriman kepada seluruh malaikat-malaikat yang telah disebutkan namanya seperti: Jibril, Mikail, Malik, Israfil, Malaikat Maut [Sebagian orang menyangka bahwasanya nama malaikat pencabut nyawa adalah ‘Izrail, akan tetapi ini tidak ada dasarnya baik dari al-Qur`an maupun dari riwayat yang shahih, dan yang benar adalah malakul maut (malaikat maut) sebagaimana yang tertera di dalam surat as-Sajdah: 11 dan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, dll. Lihat al-Bidayah wa an-Nihayah oleh. Ibnu Katsir 1/50.], dan juga yang belum disebutkan namanya seperti; malaikat yang ditugaskan untuk meniup ruh di dalam rahim seorang ibu.
- beriman dengan sifat-sifat penciptaannya, seperti jibril yang sayapnya berjumlah 600 sayap dan setiap sayap memenuhi ufuk langit.
- beriman dengan tugas-tugas yang dijalankan oleh para malaikat yang sudah disebutkan. Seperti malaikat jibril sebagai penyampai wahyu.
3. BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB.
Maksudnya bahwa kita wajib beriman dengan seluruh kitab-kitab dan bahwasanya Alloh telah menurunkannya kepada para nabi dan rasul untuk menjelaskan hakikat tauhid dan mendakwahkannya.
Iman kepada kitab-kitab mengandung 4(empat) perkara:
- beriman bahwasanya kitab-kitab itu diturunkan oleh Alloh .
- beriman dengan apa-apa yang kita ketahui dari nama-namanya, seperti; al-Qur`an yang diturunkan kepada nabi Muhammad , Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa, dan Zabur yang diturunkan kepada nabi Dawud, adapun yang kita tidak ketahui namanya maka kita beriman kepadanya secara keseluruhan.
- membenarkan kabar-kabar yang telah sah darinya, seperti kabar dari al-Qur`an, dan kabar-kabar yang belum diganti dan dirubah dari kitab-kitab yang telah lalu.
- beriman kepada hukum-hukum yang belum dihapus darinya, ridha dan menerimanya baik kita ketahui hikmahnya maupun yang kita tidak ketahui hikmahnya. Dan seluruh kitab-kitab yang terdahulu telah dihapus hukumnya dengan al-Qur`an. Alloh berfirman: “Dan kami Telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu”. [QS. Al-Maidah: 48]
4. BERIMAN KEPADA PARA RASUL.
Maksud dari kata rasul adalah orang-orang yang diberikan wahyu kepadanya dari kalangan manusia dengan syari`at dan diperintahkan untuk menyampaikannya. Adapun nabi adalah orang yang diberikan wahyu akan tetapi tidak diperintahkan untuk menyampaikannya sementara waktu, Maka setiap rasul adalah nabi dan tidak semua nabi adalah rasul. Seorang muslim wajib beriman kepada para nabi dan rasul baik yang sudah disebutkan nama-namanya ataupun yang tidak disebutkan nama-namanya karena jumlah mereka sangatlah banyak.
Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad di dalam Musnad nya no. 21546, 21552 bahwasanya Rasululloh menyebutkan jumlah nabi adalah 124.000 orang, dan jumlah rasul 312 orang. Para rasul dan nabi mereka adalah dari kalangan manusia yang tidak memiliki hak rububiyah bahkan uluhiyah sedikitpun. Maka tidak boleh bagi seseorang pun meminta pertolongan kepada mereka ataupun berdoa, mencari berkah, bertawassul dan semisalnya terlebih lagi kepada orang-orang yang dianggap wali. Alloh berfiman kepada nabiNya: “Katakanlah: "Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Alloh. dan sekiranya Aku mengetahui yang ghaib, tentulah Aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan Aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman".[QS. Al-A’rof: 188]
Beriman kepada para rasul mengandung beberapa perkara:
- beriman bahwa risalah mereka benar datangnya dari Alloh .
- beriman dengan nama-nama mereka yang telah dikabarkan di dalam dalil-dalil.
- mengamalkan syariat rasul yang diutus kepada kita sekaligus sebagai penutup para rasul yakni Muhammad yang telah menghapus hukum-hukum syariat yang telah lalu.
5. BERIMAN KEPADA HARI AKHIR.
Arti dari hari akhir adalah hari kiamat yang pada hari itu dibangkitkannya manusia oleh Alloh untuk dihisab dan diberikan balasan. Dan beriman kepada hari akhir adalah termasuk rukun iman yang ke lima. Maka barangsiapa yang mendustakannya maka dia telah kafir.
Alloh berfirman: “Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: "Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, Kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan." yang demikian itu adalah mudah bagi Alloh”.[QS. At-Taghobun: 7]
Iman kepada hari akhir mengandung beberapa perkara, diantaranya:
- beriman kepada fitnah kubur yakni pertanyaan malaikat tentang tiga perkara; tentang siapa tuhanmu, apa agamamu, dan siapa nabimu. juga beriman kepada nikmat dan siksa kubur, adanya kiamat besar ,adanya mizan (timbangan), adanya lembaran-lembaran catatan amal, adanya hisab (perhitungan amal) dan balasan tatkala Alloh menghisab amal perbuatan para hamba, beriman dengan adanya al-haudh (telaga), As-Shirot (jembatan), syafa’at, surga dan neraka dan bahwasanya surga dan neraka merupakan tempat yang abadi untuk para hamba. Adapun surga adalah sebuah tempat yang telah disediakan oleh Alloh untuk para hambaNya yang bertaqwa. Adapun neraka adalah sebuah tempat yang disediakan oleh Alloh untuk orang-orang yang bermaksiat dari kalangan orang-orang kafir, munafik, dan musyrik.
6. BERIMAN KEPADA QADHA’ DAN QADAR.
Beriman kepada takdir mengandung beberapa perkara:
- beriman bahwasanya Alloh mengetahui keadaan para hambaNya. Alloh berfirman di dalam surat al-Ankabut: 62: “Sesungguhnya Alloh Maha mengetahui segala sesuatu”.
- beriman bahwasanya Alloh telah menulis taqdir para makhluqNya. Alloh berfirman di dalam surat yasin ayat: 12. “dan segala sesuatu kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh mahfuzh)”.
- beriman dengan kehendak Alloh .
Alloh berfirman di dalam surat At-Takwir ayat: 29: “Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Alloh, Tuhan semesta alam”.
- beriman bahwa Alloh adalah Sang Pencipta segala sesuatu.
Alloh berfirman di dalam surat Az-Zumar ayat 62: “Alloh menciptakan segala sesuatu dan dia memelihara segala sesuatu”.
[Al-Aqidah Ash-Shohihah wa ma Yudhoodduha oleh Syaikh Bin Baz, Syarh Ushul Al-Iman oleh Syaikh Ibnu Utsaimin, Aqidah Al-Muslim oleh Dr. Sa’id Al-Qohthoni, ‘Alam Al-Malaikah al-Abror, dll]. wAllohu a’lam bisshowab
0 komentar:
Posting Komentar