TERHINANYA SEBUAH BANGSA
DAN JALAN MENUJU IZZAH ISLAM
إِنَّ الْحَمْدَ للَّهِ نَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هَادِيَ لَهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
Diantara hal-hal yang menyebabkan terhina dan hancurnya sebuah bangsa, diantaranya:
1.Meratanya kesyirikan dan
fitnah kekufuran.
وعد الله الذين آمنوا منكم وعملوا الصالحات ليستخلفنهم
في الأرض كما استخلف الذين من قبلهم وليمكنن لهم دينهم الذي ارتضى لهم وليبدلنهم
من بعد خوفهم أمنا يَعْبُدُونَنِي
لَا يُشْرِكُونَ
بِي شَيْئًا وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ
هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan Alloh
telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan
amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa
di bumi, sebagaimana menjadikan berkuasa orang-orang sebelum mereka, dan Dia
akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan merubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan
menjadi aman sentausa. Mereka tetap beribadah kepada-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Ku. Dan barang siapa yang tetap kafir
sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." QS.
An Nur: 55
2.Tipu daya
orang-orang kafir diantaranya Yahudi dan Nasrani.
ولن ترضى عنك اليهود ولاالنصرى حتى تتبع ملتهم قل ان هدى الله هو
الهدى
Artinya
: “ dan orang-orang Yahudi dan Nasrani (kristen) tidak akan senang / ridha
kepada kalian sampai kalian mengikuti cara-cara hidup mereka. Katakanlah bahwa
petunjuk itu hanya petunjuk Allah (Islam) “ (Q.S Al-Baqarah : 120).
Oleh karena itu Rasululloh shallallaahu ’alaihi wasallam selalu
memperingatkan umat Islam dari hal mengekor dan menyerupai bahkan memakai
program-program yang telah direncanakan oleh mereka.
Rasululloh shallallaahu ’alaihi wasallam
bersabda :
من
تشبه
بقوم
فهو
منهم
Artinya : “ Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka orang tersebut
termasuk golongan mereka “. (H.R Abu Dawud).
3.Meratanya virus riba, cinta
dunia, dan meninggalkan jihad.
Rasululloh shallallaahu ’alaihi wasallam bersabda :
إذا تبايعتم بالعينة وأخذتم أذناب البقر ورضيتم بالزرع وتركتم الجهاد سلط الله عليكم ذلا لا ينزعه حتى ترجعوا إلى دينكم
”Apabila kamu
berjual beli dengan ’inah (jual beli sistem riba), memegang ekor-ekor sapi,
ridla (terlalu sibuk) dengan pertanian, dan meninggalkan jihad; niscaya Allah
akan menimpakan kehinaan atas kalian. Dia tidak akan menghilangkannya dari kalian sampai
kalian kembali kepada agama kalian”
[HR. Abu Dawud nomor 3462 dengan sanad hasan.
Lihat Silsilah Ash-Shahiihah nomor 11].
Dunia
memang indah, lezat menggoda.
Maka
sungguh hal ini ujian berat bagi seorang muslim yang dulunya ia istiqomah dan tegar
di atas Islam atau sunnah akan tetapi ketika ada godaan angin halus dari
kelezatan dunia, maka bisa jadi ia tidak lagi seperti yang dulu.
Tegar
di atas Islam atau sunnah sekarang hanyalah sekedar slogan.
يوشك
الأمم
أن
تداعى
عليكم
غثاء
كغثاء
السيل
ولينزعن
الله
من
صدور
عدوكم
المهابة
منكم
وليقذفن
الله
في
قلوبكم
الوهن
فقال
قائل
كما
تداعى
الأكلة
إلى
قصعتها
فقال
قائل
ومن
قلة
نحن
يومئذ
قال
بل
أنتم
يومئذ
كثير
ولكنكم
يا
رسول
الله
وما
الوهن
قال
حب
الدنيا
وكراهية
الموت
“Hampir saja umat-umat
(selain Islam) berkumpul (bersekongkol) menghadapi kalian sebagaimana
berkumpulnya orang-orang yang makan menghadapi bejana makanannya”. Lalu
seseorang bertanya,”Apakah kami pada waktu itu sedikit ?”. Beliau
menjawab,”Tidak, bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian seperti
buih, yaitu buih banjir. (Pada waktu itu) Allah akan menghilangkan dari diri
musuh-musuh kalian rasa takut terhadap kalian dan menimpakan ke dalam hati-hati
kalian al-wahn (kelemahan)”. Orang tadi bertanya lagi,”Wahai rasulullah, apakah
al-wahn itu ?”. Beliau menjawab,”Cinta dunia dan takut mati”.
[HR. Abu Dawud nomor 4297,
Ahmad 5/278, dan Abu Nu’aim dalam Hilyatul-Auliyaa 1/182; shahih lighairihi].
4.Munculnya 5 perkara.
Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam telah
memperingatkan hal ini dalam nasihatnya kepada kaum Muhajirin :
يا معشر المهاجرين خمس إذا ابتليتم بهن وأعوذ بالله أن تدركوهن لم تظهر الفاحشة في قوم قط حتى يعلنوا بها إلا فشا فيهم الطاعون والأوجاع التي لم تكن مضت في أسلافهم الذين مضوا ولم ينقصوا المكيال والميزان إلا أخذوا بالسنين وشدة المئونة وجور السلطان عليهم ولم يمنعوا زكاة أموالهم إلا منعوا القطر من السماء ولولا البهائم لم يمطروا ولم ينقضوا عهد الله وعهد رسوله إلا سلط الله عليهم عدوا من غيرهم فأخذوا بعض ما في أيديهم وما لم تحكم أئمتهم بكتاب الله ويتخيروا مما أنزل الله إلا جعل الله بأسهم بينهم
“Wahai para Muhajirin, ada lima
perkara (sebab kehancuran). Jika kalian ditimpa lima perkara tersebut dan aku
berlindung kepada Allah agar kalian tidak menjumpainya :
-Jikal muncul perbuatan keji
pada suatu kaum dan mereka melakukan secara terang-terangan, maka akan menyebar
di tengah-tengah mereka wabah penyakit tha’un dan kelaparan yang belum pernah
terjadi pada nenek moyang sebelum mereka.
-Jika mengurangi takaran dan
timbangan, maka akan ditimpakan kepada mereka paceklik dan, kesusahan hidup,
dan kesewenang-wenangan (kedhaliman) para penguasa atas mereka.
-Jika mereka menahan zakat
harta mereka maka akan ditahan hujan untuk mereka, seandainya bukan karena
hewan ternak, niscaya tidak akan turun hujan atas mereka.
-Jika mereka melanggar
perjanjian yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya, melainkan Allah akan
menguasakan musuh-musuh dari luar kalangan mereka atas mereka, lalu merampas
sebagian yang ada di tangan mereka.
-Selama pemimpin-pemimpin
mereka tidak berhukum kepada Kitabullah dan memilih yang terbaik dari yang
diturunkan Allah, maka akan Allah jadikan musibah di antara mereka sendiri”
[HR. Ibnu Majah nomor 4019
dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahiihah nomor 106 dari
hadits Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhu].
Adapun solusi dari kehinaan dan
kehancuran adalah lawan dari hal di atas:
1.Menegakkan
Tauhid dan tidak berbuat syirik.
2.Tidak
tasyabbuh dengan orang-orang kafir dalam berbagai hal, dan tidak juga terpedaya
dengan perang pemikiran serta program-program yang mereka telah susupkan ke
berbagai macam aspek kehidupan bernegara; diantaranya undang-undang, peraturan,
kebijakan, perekonomian, pendidikan, dan lainnya.
3.Menjaga
diri dari virus riba, cinta
dunia, dan meninggalkan jihad.
4.Memperhatikan
5 perkara (seperti pada point ke 4 di atas).
5.Kembali kepada ajaran Rasululloh yang murni di atas Al Qur'an dan
Sunnah dengan pemahaman Salafus Sholih, serta tidak berbuat perkara bid'ah di
dalam urusan agama.
Wallahu A'lam.
Oleh Abu Abdillah Riza
0 komentar:
Posting Komentar