
Murahnya
biaya pendidikan termasuk Bab Kemudahan di dalam Agama
Segala puji hanya bagi Alloh Ta’ala semoga shalawat serta
salam kepada Nabi Muhammad shallallohu’alaihi wasallam.
Kita patut bersyukur dengan kemajuan dakwah Ahlussunnah wal
Jama’ah di bumi Nusantara yang kita cintai ini.
Suatu kabar gembira yang patut
kita jaga dengan bersyukur kepada Alloh Ta’ala, mendukungnya dengan kita
senantiasa mengamalkan ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah yang dipimpin oleh Nabi
shallallohu’alaihi wasallam beserta para sahabat, mendukung dengan do’a, mendakwahkannya
baik dengan lisan maupun tulisan, ta’awun yang syar’I dan cara-cara yang tepat
sesuai contoh para Salafussholeh dari kalangan para Sahabat, serta orang-orang
yang setia mengikuti ajaran Mereka.
Murahnya biaya pendidikan dan tidak membebani orang dengan biaya yang tinggi merupakan salah
satu wujud nyata bukti bahwa kita mendukung dakwah yang suci penuh hikmah dan
kemudahan
Nabi kita Muhammad shallallohu’alaihi wasallam bersabda:
يَسِّرُوا ، وَلاَ تُعَسِّرُوا وَسَكِّنُوا ، وَلاَ
تُنَفِّرُوا.
“Berikanlah kemudahan kepada orang dan janganlah mempersulit
mereka. Berikanlah mereka ketenangan dan janganlah membuat mereka lari”. [HR. Bukhori no.6120, Muslim, Ahmad, dll]
Di dalam kita At Taisir bisyarh al Jami’ Ash Shogir juz 2 halaman 980 menyebutkan bahwa makna
hadits di atas; “Mudahkanlah orang dengan cara yang dapat melunakkan hati
mereka agar mereka mendapatkan pengarahan dan pengajaran”.
Pendidikan di pondok pesantren ataupun ma’had dan semisalnya
adalah dakwah. Dan ketika nama dakwah sudah terpampang maka segala sesuatu yang
berkaitan dengan dakwah harus diperhatikan sebenar-benarnya. Mulai bagaimana
kriteria syarat-syarat para pendakwah, berkaitan dengan dari mana mereka menimba ilmu, mengamalkan ilmu, dakwah
dengan hikmah dan rahmatan lil alamin bagi seluruh alam dan tidak
dibeda-bedakan di dalam masalah hak mendapat pendidikan baik yang kaya ataupun
yang miskin, yang tua atapun yang muda, yang laki ataupun yang perempuan
kecuali yang menjadi pembedanya adalah materi mana yang layak bagi yang awam,
bagi yang berilmu dan seterusnya.
Dan ingatlah di
dalam kitab-kitab hadits telah menyebutkan tentang bahwasanya mayoritas
kebanyakan para pengikut Nabi adalah dari kalangan orang-orang miskin. bahkan,
Nabi kita shallallohu’alaihi wasallam berdoa agar dikumpulkan bersama
orang-orang miskin kelak di akhirat
وَاحْشُرْنِي فِي زُمْرَةِ الْمَسَاكِينِ
“Ya Alloh
himpunkanlah aku bersama orang-orang miskin”. [HR. At Tirmidzi dan Ibnu Majah
dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam Ash Shohihah 308 dan Irwaul
ghalil 861]
Timbangan
kemuliaan dan ketinggian derajat di dalam Islam bukanlah dipandang dari jabatan
dan kekayaan akan tetapi ketakwaan bahkan diantara sebab-sebab pendukung
kejayaan dakwah setelah dari Alloh adalah disebabkan orang-orang lemah
diantaranya orang-orang miskin, anak-anak, dan semisalnya.
هَلْ تُنْصَرُونَ وَتُرْزَقُونَ إِلاَّ بِضُعَفَائِكُمْ
“Bukankah kalian
ditolong dan diberikan rezeki disebabkan orang-orang yang lemah” [HR. Bukhori no.2896]
Maka semoga Alloh
memberikan kita semua petunjukNya yang lurus agar kita dapat memberikan
kemudahan kepada orang-orang yang lemah dan tetap tegar di atas manhaj
Salafussholeh manhajnya Nabi dan para Sahabatnya. Amin
Abu Abdillah Riza
0 komentar:
Posting Komentar