Fatwa Syaikh Al ‘Allamah Abdul Muhsin Al
‘Abbad ttg Jihad di Dammaj
Berikut ini adalah teks
pertanyaan akhuna Abdurrahman Al Umaysan (thalib asal Yaman yg studi di Jami’ah
Islamiyyah) thd Syaikhuna Al Abbad:
قد سألت شيخنا العلامة عبدالمحسن العباد البدر – حفظه الله – ظهر يوم
الثلاثاء الموافق 4 من شهر الله المحرم هـ1433 في مسجده عن
الجهاد في دماج وماذا تنصحوننا أن نفعل وكذلك أهل اليمن – إذ إن شيخنا متتبع
لأخبارهم منذ فرض عليهم الحصار-؟
Saya bertanya kepada
syaikhuna Al ‘Allamah Abdul Muhsin Al ‘Abbad -hafizhahullah- pada hari Selasa
siang, tggl 4/1/1433 H di mesjid beliau; tentang jihad di Dammaj dan apa yang
antum nasehatkan supaya kami dan warga Yaman lakukan, mengingat engkau -wahai
Syaikh- selalu mengikuti berita mereka sejak pengepungan dimulai?
فأجاب شيخنا متألما: لا شك أن ما يحصل في دماج من قتال هو جهاد في سبيل الله فمن
استطاع من أهل اليمن أن يقاتلهم فليفعل لكن لابد من استئذان الأبوين وأنا أقول مناوشة الرافضة
من جوانب متعددة هو الأولى، لأن الوصول لدماج والقتال معهم صعب لأنهم محاصرون من كل جانب
Maka Syaikh menjawab dengan
nada sedih: Tidak diragukan bahwa perang yang terjadi di Dammaj adalah JIHAD FI
SABILILLAH. Siapa pun dari warga Yaman yang bisa memerangi mereka, hendaklah
turut serta, namun harus minta izin terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya. Menurutku,
menyerang kaum rafidhah dari banyak sisi lebih diutamakan, mengingat sulitnya
untuk masuk ke Dammaj dan sulitnya berperang bersama mereka (ikhwan kita
-pent), karena mereka dikepung dari seluruh penjuru.
ختم الشيخ بقوله: الله
يدمر الرافضة الله يدمرهم
Syaikh lantas menutup
jawabannya dengan mengatakan: Semoga Allah menghancurkan kaum Rafidhah… semoga
Allah menghancurkan mereka !
—————————————–
Keterangan:
Jawaban Syaikh di atas
menunjukkan bahwa jihad bagi selain warga Dammaj sifatnya fardhu kifayah dan
statusnya sebagai jihad thalabi (offensif), karenanya beliau mensyaratkan harus
izin orang tua terlebih dahulu, dan mensyaratkan bagi ‘yg mampu melakukannya’.
Adapun izin pemerintah/waliyyul amri maka tidak perlu dipertanyakan sebab
pemerintah Yaman sendiri telah berulang kali terlibat perang dengan kaum Syi’ah
Hutsiyiin selama tujuh tahun belakangan… sehingga izin mereka secara implisit
(dhimni) telah terwujud sejak dahulu.
http://basweidan.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar