Wasiat Rasulullah
kepada Fathimah
Rasulullah Shallallah’alaihi
wa sallam adalah suri
tauladan bagi segenap umat. Orang yang paling cinta dan setia dalam mengikuti
agama dan perilaku beliau adalah para Sahabat. Fathimah Radhiyallahu’anha
adalah salah satu contoh teladan bagi para wanita dalam beragama sampai urusan
muamalah keduniaan.
Mencintainya adalah suatu
kemestian. Bersikap tengah sesuai dalil-dalil yang shahih dan tidak melampaui
batas dalam memujinya adalah wujud nyata cinta yang penuh dengan keimanan yang
sejati.
Beliau adalah sosok perempuan yang tegar dalam
mengamalkan dan membela Islam sekaligus pemimpin wanita pada masanya ini, ia
adalah putri ke 4 dari anak-anak Rasulullah Shallallah’alaihi wa sallam,
dan ibunya adalah Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid Radhiyallahu’anha.
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala
menghendaki kelahiran Fathimah yang mendekati tahun ke 5 sebelum Muhammad
diangkat menjadi Rasul.
Rasulullah sangat menyayangi Fathimah, setelah Rasulullah
bepergian ia lebih dulu menemui Fathimah sebelum menemui istri-istrinya. Aisyah
berkata ,” Aku tidak
melihat seseorang yang perkataannya dan pembicaraannya yang menyerupai
Rasulullah selain Fathimah, jika ia datang mengunjungi Rasulullah, Rasulullah
berdiri lalu menciumnya dan menyambut dengan hangat, begitu juga sebaliknya
yang diperbuat Fathimah bila Rasulullah datang mengunjunginya.”.
Rasulullah mengungkapkan rasa cintanya kepada
putrinya takala di atas mimbar: ”Sungguh Fathimah bagian dariku , Siapa yang membuatnya marah
bearti membuat aku marah”. Dan dalam riwayat lain disebutkan; ”Putriku (Fathimah) adalah bagian dari diriku, sehingga apapun
yang mengganggunya tentu akan menggangguku dan apa yang menyakitinya juga akan
menyakiti diriku.” (HR.
Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi)
Setelah Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam menjalankan
haji wada’ dan ketika ia melihat Fathimah, beliau menemuinya dengan ramah
sambil berkata; ”Selamat datang wahai putriku”. Lalu Beliau menyuruh duduk
disamping kanannya dan membisikan sesuatu, sehingga Fathimah menangis dengan
tangisan yang keras, tatkala Fathimah sedih lalu Beliau membisikkan sesuatu
kepadanya yang menyebabkan Fathimah tersenyum.
Takala Aisyah bertanya tentang apa yang dibisikkannya lalu
Fathimah menjawab; ”Saya tak ingin membuka rahasia”. Setelah Rasulullah
wafat, Aisyah bertanya lagi kepada Fathimah tentang apa yang dibisikkan
Rasulullah kepadanya sehingga membuat Fathimah menangis dan tersenyum. Lalu
Fathimah menjawab; ” Adapun yang
Beliau kepada saya pertama kali adalah beliau memberitahu bahwa sesungguhnya
Jibril telah membacakan al-Qur’an dengan hapalan kepada beliau setiap tahun
sekali, sekarang dia membacakannya setahun 2 kali, lalu Beliau berkata;
“Sungguh saya melihat ajalku telah dekat, maka bertakwalah dan bersabarlah,
sebaik baiknya Salaf (pendahulu) untukmu adalah Aku”. Maka akupun menangis yang
engkau lihat saat kesedihanku. Dan saat Beliau membisikkan yang kedua kalinya,
Beliau berkata; ” Wahai Fathimah apakah engkau tidak suka menjadi penghulu wanita
penghuni surga dan engkau adalah orang pertama dari keluargaku yang akan
menyusulku”. Kemudian saya tertawa.
Pelajaran berharga dari wasiat
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam kepada putrinya:
1. Fathimah adalah salah satu putri
yang bersemangat dalam mempraktekkan
sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi
wa sallam bahkan sampai-sampai cara jalannya
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam pun dicontoh olehnya.
2. Keimanan yang kuat dan tegar dari
sosok perempuan lembut yakni Fathimah
yang begitu mengagumkan.
3. Kesuksesan Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam dalam mendidik putrinya sehingga menjadi pribadi muslimah
yang teguh dalam beriman, berbakti kepada orang tua, berakhlaq, membantu
suaminya di rumah, melaksanakan pekerjaan rumah tangga dengan penuh tanggung
jawab.
4. Kesedihan Fathimah karena ayah yang
sangat dicintainya akan meninggal, terdapat pelajaran bahwa jelaslah kehadiran
orang sholeh sangatlah didambakan sebagaimana orang ahli maksiat dibenci
kehadirannya.
5. Kabar kematian yang akan segera
menjemput Fathimah sebuah keindahan yang begitu menggemberikannya disambut
dengan senyum gembira karena ia akan segera menyusul orang yang paling bertakwa
yakni Rasulullah Shallallahu’alaihi
wa sallam ke alam Barzakh.
6. Kewajiban untuk mengikuti ajaran
imamnya para imam yaitu Rasulullah Shallallahu’alaihi
wa sallam sebagaimana yang dipraktekkan oleh
para Salaf yakni para pendahulu yang sholeh dari para Sahabat, Tabi’in
dan Atba’ Tabiin.
7. Kelak Fathimah akan dibangkitkan
pada hari kiamat dan dekat bersama ayahnya yakni Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam berdasarkan keumuman sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi
wassalam kepada seorang Sahabat: ““Sesungguhnya
kamu bersama orang yang engkau cinta”, Anas berkata; ‘maka aku mencintai Allah,
Rasul-Nya, Abu Bakar dan Umar, dan berharap aku bersama mereka meskipun aku
tidak beramal seperti amalan mereka.” HR.
Muslim.
8. ‘Aisyah Radhiyallahu’anha
adalah wanita yang paling dicintai oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbeda dengan aqidah rapuh Syiah yang
mencela ‘Aisyah dan Abu Bakar Radhiyallahu’anhuma dan bersikap ekstrim memuji Fathimah Radhiyallahu’anha.
Suatu ketika
Amr bin al-Ash bertanya kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling
engkau cintai?” Beliau menjawab,“Aisyah.” “Dari
kalangan laki-laki?” tanya Amr. Beliau menjawab, “Bapaknya.” HR. Bukhari no. 3662 dan Muslim no.
2384
9.
Seruan keimanan dan nasehat ketakwaan
yang tersirat di dalam riwayat berikut;
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu
'anhu, dia berkata:
“Ketika turun firman Allah;
{Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat} QS. Asy Syua'raa
ayat: 214
Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam berdiri dan berkata, 'Wahai orang-orang Quraisy -atau
kalimat semacamnya- belilah diri-diri kamu, aku tidak dapat menolak (siksaan)
dari Allah terhadap kamu sedikitpun. Wahai Bani Abdu Manaf, aku tidak dapat
menolak (siksaan) dari Allah terhadap kamu sedikitpun. Wahai ‘Abbas bin Abdul
Muththalib, aku tidak dapat menolak (siksaan) dari Allah terhadapmu sedikitpun.
Wahai Shafiyyah bibi Rasulullah, aku tidak dapat menolak (siksaan) dari Allah
terhadapmu sedikitpun. Wahai Fathimah putri Muhammad, mintalah dari hartaku
yang engkau kehendaki, aku tidak dapat menolak (siksaan) dari Allah terhadapmu
sedikitpun'.” [HR. Bukhari no. 2753, Muslim no. 206, dan lainnya]
Tatkala 6 bulan sejak wafatnya
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam, Fathimah jatuh sakit, namun ia
merasa gembira karena kabar gembira yang diterima dari ayahnya. Tak lama
kemudian iapun beralih ke sisi Tuhannya pada malam Selasa tanggal 13 Ramadhan
tahun 11 H dalam usia 27 tahun. Semoga Allah meridhainya. Amin ya Rabbal Alamin
oleh Abu Abdillah
0 komentar:
Posting Komentar