Godaan Setan, Halus dan Terprogram
Setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Ini adalah
pedoman pokok yang harus dipegang dan tidak boleh dilupakan. Munculnya perpecahan,
adu domba, ghibah, hasad, fitnah, maksiat-maksiat, bid’ah, bahkan kesyirikan
yang semarak di tengah umat merupakan perwujudan visi dan misi setan di atas
muka bumi ini dan tidak sampai di situ saja sampai ia akan menyeret manusia agar
masuk ke dalam neraka.
Setan memusuhi manusia bukanlah semata dengan cara
menampakkan wujud aslinya dan mengajak manusia untuk bertarung. Akan tetapi
sungguh langkah-langkah setan sangatlah terprogram sehingga jurus yang paling
ampuh sekalipun sudah dirancang untuk menggiring manusia setahap demi setahap
sehingga menyesatkan manusia dan menjerumuskannya ke dalam jurang kehancuran.
Ingatlah bahwa iblis telah berikrar di hadapan Allah Ta’ala:
“Iblis berkata:
"Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku
akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi,
dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya”. QS. Al Hijr: 39
Bapak kita Adam ‘Alaihissalam
selaku Nabi pun berhasil digoda oleh Iblis, apalagi kita yang bukan Nabi. Iblis
menggoda Bapak kita Nabi Adam ‘Alaihissalam bukanlah dengan peperangan
dan kejelekannya akan tetapi dengan bumbu menarik yang berbahan
racun.
Ketika manusia
diciptakan, dia dibekali hasrat dan syahwat yang mendorongnya untuk meraih
segala manfaat, dianugerahi amarah untuk meng-counter segala yang menyakiti,
dan dikarunia akal yang mendidiknya ibarat guru, memerintah manusia secara adil
apa yang perlu dilakukan dan apa yang harus dijauhi.
Setan diciptakan untuk menggoda manusia secara totalitas dalam dua aspek tersebut (untuk melakukan apa yang mestinya ditinggal, dan meninggalkan apa yang mestinya dilakukan). Adalah suatu keniscayaan bagi orang yang berakal untuk mewaspadai sang musuh (setan) yang telah memproklamirkan permusuhannya sejak zaman Adam ‘Alaihissalam. Setan telah menyerahkan seluruh hidup dan jiwanya untuk menghancurkan sepak terjang anak cucu Adam.
Allah -Subhanahu wa Ta'ala- memerintahkan kita untuk bersikap waspada terhadap setan. Allah berfirman:
"Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu agar berbuat jahat dan keji, dan mengatakan yang tidak kamu ketahui tentang Allah". QS. Al Baqarah: 168-169
Setan diciptakan untuk menggoda manusia secara totalitas dalam dua aspek tersebut (untuk melakukan apa yang mestinya ditinggal, dan meninggalkan apa yang mestinya dilakukan). Adalah suatu keniscayaan bagi orang yang berakal untuk mewaspadai sang musuh (setan) yang telah memproklamirkan permusuhannya sejak zaman Adam ‘Alaihissalam. Setan telah menyerahkan seluruh hidup dan jiwanya untuk menghancurkan sepak terjang anak cucu Adam.
Allah -Subhanahu wa Ta'ala- memerintahkan kita untuk bersikap waspada terhadap setan. Allah berfirman:
"Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu agar berbuat jahat dan keji, dan mengatakan yang tidak kamu ketahui tentang Allah". QS. Al Baqarah: 168-169
Langkah-langkah
setan untuk menyesatkan manusia banyak sekali diantaranya:
Langkah pertama: Diajak pada kekafiran, kesyirikan, serta memusuhi Allah
dan Rasul-Nya.
Seperti megingkari kebenaran Al
Quran, ragu akan ayat-ayat al Qur’an, menjauhkan diri dari mempelajari al Qur’an.
Meniru gaya hidup orang-orang kafir, cara berpakaiannya, bangga dengan ajaran
dan metode orang-orang kafir.
contoh memusuhi Allah dan Rasul-Nya yakni dengan menentang perintah dan laranganNya, tidak berhukum dengan hukum Allah dan Rasul Nya, bangga dengan pendapatnya daripada pendapat Allah dan Rasul Nya, mencela dan merendahkan orang-orang yang berpegang teguh kepada Al Qur’an dan Sunnah Rasul Nya.
contoh memusuhi Allah dan Rasul-Nya yakni dengan menentang perintah dan laranganNya, tidak berhukum dengan hukum Allah dan Rasul Nya, bangga dengan pendapatnya daripada pendapat Allah dan Rasul Nya, mencela dan merendahkan orang-orang yang berpegang teguh kepada Al Qur’an dan Sunnah Rasul Nya.
Langkah kedua: Diajak pada perbuatan bid’ah
Seperti membuat ajaran baru berupa perayaan serta dzikir-dzikir tertentu yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi Rasulullah -Shalallahu’alaihi Wasallam- dan para Sahabat karena di dalamnya terdapat sebuah makna bahwa Rasulullah Rasulullah -Shalallahu’alaihi Wasallam- menyembunyikan syariat dan belum menuntaskannya.
Seperti membuat ajaran baru berupa perayaan serta dzikir-dzikir tertentu yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi Rasulullah -Shalallahu’alaihi Wasallam- dan para Sahabat karena di dalamnya terdapat sebuah makna bahwa Rasulullah Rasulullah -Shalallahu’alaihi Wasallam- menyembunyikan syariat dan belum menuntaskannya.
Ketika manusia itu memiliki aqidah Tauhid dan selamat dari bid’ah maka
setan akan mendatanginya dari langkah berikut
Langkah
ketiga:
Diajak pada dosa besar
Dosa besar itu banyak dan bermacam-macam, diantaranya; meninggalkan shalat, puasa, zakat, dosa membunuh, dosa berzina, dosa minum khamr, dan lainnya. Maka bagi kebanyakan muslim mudah untuk menjauhinya. Akan tetapi ketika dosa itu berkaitan dengan lisan yang tak bertulang seperti; ghibah, namimah, fitnah, ataupun dosa yang berkaitan dengan hati berupa; dosa rasa dengki, iri hati (hasad), gengsi, sakit hati, mengikuti nafsu syahwat maka jarang sekali orang terbebas dari hal itu. Na’udzubillah
Dosa besar itu banyak dan bermacam-macam, diantaranya; meninggalkan shalat, puasa, zakat, dosa membunuh, dosa berzina, dosa minum khamr, dan lainnya. Maka bagi kebanyakan muslim mudah untuk menjauhinya. Akan tetapi ketika dosa itu berkaitan dengan lisan yang tak bertulang seperti; ghibah, namimah, fitnah, ataupun dosa yang berkaitan dengan hati berupa; dosa rasa dengki, iri hati (hasad), gengsi, sakit hati, mengikuti nafsu syahwat maka jarang sekali orang terbebas dari hal itu. Na’udzubillah
Langkah keempat: Diajak dalam dosa kecil
Seperti memandang hal-hal yang mungkar, senang kepada nyanyian, tasyabbuh (mengikuti dan menyerupai) gaya hidup dan metode orang-orang kafir, dan lainnya.
Seperti memandang hal-hal yang mungkar, senang kepada nyanyian, tasyabbuh (mengikuti dan menyerupai) gaya hidup dan metode orang-orang kafir, dan lainnya.
Langkah
kelima:
Disibukkan dengan perkara mubah (yang sifatnya boleh, tidak ada pahala dan
tidak ada sanksi di dalamnya)
contohnya ponsel HP, asalnya mubah akan tetapi apabila HP digunakan untuk tolong-menolong dalam berbuat dosa, maksiat dan permusuhan maka dapat beralih kepada keharaman. HP digunakan untuk ghibah, namimah, dan memfitnah maka hal itu juga dapat bernilai haram.
contohnya ponsel HP, asalnya mubah akan tetapi apabila HP digunakan untuk tolong-menolong dalam berbuat dosa, maksiat dan permusuhan maka dapat beralih kepada keharaman. HP digunakan untuk ghibah, namimah, dan memfitnah maka hal itu juga dapat bernilai haram.
Langkah keenam:
Disibukkan dalam amalan yang kurang afdhal, padahal ada amalan yang lebih afdhal
Contohnya seseorang sibuk dengan shalat sunnah sedangkan iqamat untuk shalat fardhu berjamaah dilalaikan. Contoh lainnya sibuk rapat membahas perdagangan dan hal keduniaan lainnya serta melalaikan shalat berjamaah tepat pada waktunya. Contoh lainnya sibuk membicarakan kekurangan orang lain akan tetapi lalai dari membicarakan dan menasehati kekurangannya sendiri, sehingga itupun akan mengarah kepada keharaman.
Contohnya seseorang sibuk dengan shalat sunnah sedangkan iqamat untuk shalat fardhu berjamaah dilalaikan. Contoh lainnya sibuk rapat membahas perdagangan dan hal keduniaan lainnya serta melalaikan shalat berjamaah tepat pada waktunya. Contoh lainnya sibuk membicarakan kekurangan orang lain akan tetapi lalai dari membicarakan dan menasehati kekurangannya sendiri, sehingga itupun akan mengarah kepada keharaman.
Allah juga berfirman dalam ayat-ayat Nya yang lain,
"Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir)". QS. Al Baqarah: 268
"Dan
setan bermaksud menyesatkan
mereka (dengan) kesesatan yang sejauh-jauhnya". QS. An-Nisaa: 60
"Setan
hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu, dan
menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan shalat, maka
tidakkah kamu mau berhenti?". QS. Al Maidah: 91
"Sungguh,
dia (setan) adaslah musuh yang jelas menyesatkan". QS. Al Qashas: 15
Pada ayat yang lain Allah -Subhanahu Wa Ta'ala- berfirman,
"Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah dia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala". QS. Faathir: 6
Pada ayat yang lain Allah -Subhanahu Wa Ta'ala- berfirman,
"Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah dia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala". QS. Faathir: 6
"Dan
jangan sampai kamu terpedaya oleh
penipu dalam (menaati) Allah". QS. Luqmaan: 33
"Bukankah
Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah
setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu". QS. Yasin: 60
Dan, masih banyak lagi ayat-ayat yang semisalnya.
Dan, masih banyak lagi ayat-ayat yang semisalnya.
Sudah selayaknya kita tahu bahwa Iblis, adalah makhluk pertama yang melakukan
pembangkangan. la menolak bersujud kepada Adam, sebagaimana diperintahkan
secara jelas dan lugas dalam dalil nash Al Quran. la justru membandingkan
dirinya dengan Adam. la berkata:
“ Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". QS. Shaad: 76
Iblis selanjutnya mengadukan hal itu kepada Allah -Subhanahu Wa Ta'ala- Iblis rnenyatakan:
'Terangkanlah kepadaku, inikah yang lebih Engkau muliakan aku?" QS. Al Israa: 62
Maksudnya, "Jelaskan kepadaku, mengapa Engkau lebih memuliakan dia ketimbang aku?" Pengaduan tersebut telah menjerumuskan Iblis pada sikap, bahwa tindakan yang diambil Allah -Subhanahu Wa Ta'ala- tidak bijaksana. Kemudian Iblis bersikap sombong, dengan berkata :
"Aku lebih baik daripadanya". QS. Shaad: 76
“ Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". QS. Shaad: 76
Iblis selanjutnya mengadukan hal itu kepada Allah -Subhanahu Wa Ta'ala- Iblis rnenyatakan:
'Terangkanlah kepadaku, inikah yang lebih Engkau muliakan aku?" QS. Al Israa: 62
Maksudnya, "Jelaskan kepadaku, mengapa Engkau lebih memuliakan dia ketimbang aku?" Pengaduan tersebut telah menjerumuskan Iblis pada sikap, bahwa tindakan yang diambil Allah -Subhanahu Wa Ta'ala- tidak bijaksana. Kemudian Iblis bersikap sombong, dengan berkata :
"Aku lebih baik daripadanya". QS. Shaad: 76
Iblis menolak perintah Allah -Subhanahu Wa Ta'ala- . Maka, Allah pun merendahkan dia yang membanggakan diri dengan laknat dan adzab.
Jabir bin Abdullah -Radhiyallahu ‘anhu- Meriwayatkan, dia berkata bahwa Rasulullah -Shalallahu’alaihi Wasallam- bersabda:
"Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air, kemudian dia mengirim pasukannya. Pasukan yang posisinya berada paling dekat bertugas paling berat untuk menerbarkan fitnah. Salah satu dari mereka datang lalu berkata, 'Aku telah melakukan ini dan itu ' Iblis berkata, 'Engkau belum melakukan apa pun. '
Rasulullah melanjutkan, "Salah seorang dari mereka datang, lalu bekata, 'Aku tidak meninggalkannya sebelum aku berhasil menceraikan orang dari istrinya’. Iblis menghampirinya, " lanjut beliau atau beliau bersabda, "la menyetujuinya", "seraya berkata, 'Engkau yang terbaik". HR. Muslim no. 2813
Jabir -Radhiyallahu ‘anhu- meriwayatkan bahwa Nabi -Shalallahu’alaihi Wasallam- bersabda:
"Sungguh, Iblis telah putus asa atas orang-orang yang shalat, untuk mau menyembahnya ( iblis ). Akan tetapi, dia selalu menebar kedengkian diantara manusia“. HR. Muslim 1816
Semoga Allah Ta’ala menjauhkan kita dari segala macam program-program
iblis. Wallahu A’lam
Ditulis oleh Abu Abdillah Riza Firmansyah
0 komentar:
Posting Komentar