DILEMA IJAZAH ATAU GELAR BAGI DA’I??
Terkadang ijazah dibutuhkan di sebagian tempat terutama masalah dunia akan tetapi parahnya apabila hal ini sudah menjamur dan dimasukkan ke dalam agama sehingga dibuanglah orang yang benar-benar iltizam memegang teguh manhaj salaf dan murni mereka belajar dari guru-guru dan masayikh yang seluruhnya salafiyyun tidak ada yang hizbi satupun sebaliknya orang yang hanya bermodalkan bahasa arab tanpa ada guru salafiyyun yang jelas diangkat oleh manusia karena gelarnya. Innalillahi wa inna ilaihi roji'un.
Sebuah qaidah fiqih mengatakan;
Sehingga pada zaman yang penuh lika-liku dan gemerlapnya dunia ini kebanyakan orang tidak lagi mengorbitkan orang-orang yang bertakwa akan tetapi mengorbitkan kerabat, golongan, dan gelar.
Adapun yang haq (benar) adalah petunjuk Salafusshalih.
Muhammad bin Sirin -rahimahulloh- berkata;
لَمْ يَكُونُوا يَسْأَلُونَ عَنِ الْإِسْنَادِ، فَلَمَّا وَقَعَتِ الْفِتْنَةُ قَالُوا: سَمُّوا لَنَا رِجَالَكُمْ؛ فَيُنْظَرُ إِلَى أَهْلِ السُّنَّةِ فَيُؤْخَذُ حَدِيثُهُمْ وَيُنْظَرُ إِلَى أَهْلِ الْبِدَعِ فَلاَ يُؤْخَذُ حَدِيثُهُمْ
“Dahulu mereka tidak pernah bertanya tentang sanad. Namun, tatkala telah terjadi fitnah mereka berkata, ‘Sebutkan nama perawi-perawi kalian!’ Kemudian dilihat kepada Ahlus Sunnah maka diambil haditsnya, dan dilihat kepada ahli bid’ah maka tidak diambil haditsnya.” (Muqaddimah Shahih Muslim, 1/27)
ditulis oleh Abu Abdillah Riza Firmansyah Al-Lumbuki
Islam adalah agama yang benar dan
adil, tidak membeda-bedakan status manusia antara si kaya dan si miskin, atasan
dan bawahan, yang memiliki gelar ataupun tidak.
Kekayaan, nasab, ras, gelar, jabatan
atau lainnya tidaklah menjadikan seseorang menjadi mulia. Adapun yang
dimuliakan oleh Alloh Ta'ala hanyalah orang-orang yang bertaqwa.
Alloh Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى
وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوباً وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ
أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
"Hai
manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal".QS. Al-Hujurot: 13
Fenomena dan
fakta yang terjadi pada kebanyakan masyarakat tidak dapat dipungkiri yang
menggambarkan bahwa gelar, ijazah dan sertifikat sangatlah dibutuhkan. Terbukti
semakin menjamurnya pemahaman ini yang kita temukan pada kebanyakan
saudara-saudara kita yang apabila melihat saudaranya tidak memiliki gelar mulai
disingkirkan mulai ditengok dengan sebelah mata kadang tidak ditengok
sama sekali sehingga tidak dipakai berbeda halnya dengan teman-temannya
yang memiliki gelar langsung disambut manis dan dimanjakan ditanggung
tiket ke sana kemarinya.
Terkadang ijazah dibutuhkan di sebagian tempat terutama masalah dunia akan tetapi parahnya apabila hal ini sudah menjamur dan dimasukkan ke dalam agama sehingga dibuanglah orang yang benar-benar iltizam memegang teguh manhaj salaf dan murni mereka belajar dari guru-guru dan masayikh yang seluruhnya salafiyyun tidak ada yang hizbi satupun sebaliknya orang yang hanya bermodalkan bahasa arab tanpa ada guru salafiyyun yang jelas diangkat oleh manusia karena gelarnya. Innalillahi wa inna ilaihi roji'un.
Sebuah qaidah fiqih mengatakan;
ليست العبرة بالمسمى ولكن العبرة بالحقائق
"BUKANLAH YANG MENJADI IBRAH (PATOKAN) ADALAH NAMA (GELAR) AKAN TETAPI YANG MENJADI PATOKAN ADALAH HAKIKAT ASLINYA".Sehingga pada zaman yang penuh lika-liku dan gemerlapnya dunia ini kebanyakan orang tidak lagi mengorbitkan orang-orang yang bertakwa akan tetapi mengorbitkan kerabat, golongan, dan gelar.
Adapun yang haq (benar) adalah petunjuk Salafusshalih.
Muhammad bin Sirin -rahimahulloh- berkata;
لَمْ يَكُونُوا يَسْأَلُونَ عَنِ الْإِسْنَادِ، فَلَمَّا وَقَعَتِ الْفِتْنَةُ قَالُوا: سَمُّوا لَنَا رِجَالَكُمْ؛ فَيُنْظَرُ إِلَى أَهْلِ السُّنَّةِ فَيُؤْخَذُ حَدِيثُهُمْ وَيُنْظَرُ إِلَى أَهْلِ الْبِدَعِ فَلاَ يُؤْخَذُ حَدِيثُهُمْ
Mari kita simak Fatwa para Masayikh salafiyyun tentang dilema ijazah/
sertifikat dan semisalnya.
Penanya mengatakan:
Wahai Syaikh yang
berbudi luhur, semoga Allah memberikan Anda kesuksesan,
apakah cukup untuk seorang yang ingin mengajar orang urusan agama mereka, bahwa
mereka memiliki sertifikat universitas? (yang berkaitan dengan agama),
atau apakah perlu baginya untuk memiliki rekomendasi dari para ulama
Al-'Allaamah Shalih
Al Fauzan: yang penting bahwa seseorang memiliki pengetahuan ... tidak
semua orang yang memegang sertifikat menjadi seorang 'Aalim, hal yang penting bahwa seseorang memiliki pengetahuan dan pemahaman
tentang agama Allah, sertifikat tidak membuktikan ( bahwa seseorang telah)
memiliki pengetahuan, mungkin orang yang memegang itu (yaitu sertifikat) dan
dia adalah orang yang paling bodoh,
dan boleh jadi orang itu tidak memiliki
sertifikat akan
tetapi dia adalah orang yang paling berpengetahuan, apakah Syaikh Ibnu Baz
memiliki sertifikat?!?!Atau Syaikh Muhammad Ibnu Ibrahim?!?! Atau Syaikh
Ibnu Humaid?!?! Apakah mereka memiliki sertifikat?!?! Meskipun
demikian mereka adalah pemimpin (agama) saat ini.
Jadi da'i (yang dinilai) adalah tentang adanya pengetahuan dan pemahaman yang ada pada seseorang, dan itu (yang dinilai) bukanlah dengan
sertifikat (ijazah) dan rekomendasinya, ini adalah bukan penilaian.. !!...Dan
realitas menunjukkan jati diri seseorang adalah jika urusan (tertentu) muncul
atau jika bencana terjadi maka orang 'Aalim menjadi jelas dari orang yang
berpura-pura memiliki pengetahuan dan yang bodoh ... (نعم)
Diambil dari
Sahab.net: http://www.sahab.net/forums/showthread.php?t=382317
Semoga Allah
memberkati anda, untuk manfaat ini Juga
melihat apa yang Imam Muqbil berkata tentang Imam bin Baz (semoga Allah ta'ala
merahmati keduanya) "Syaikh bin Baz ditawarkan dengan gelar /
sertifikat, tapi ia mengatakan" Tidak, cukup bagi saya syahaadah dari Laa
ilaaha illallaah " Dan Imam al Waadi'i (Syeikh Muqbil) sendiri
mengatakan: Saya memiliki sertifikat persiapan dan sekunder, sertifikat dari
perguruan tinggi syari'at dan gelar master, dan aku belum pernah melihatnya
selama ini dan saya tidak tahu di mana ijazah tersebut diletakkan di dalam
rumah saya" " Semoga Allah azza wa jalla memberikan kita
dan mereka hadiah terbaik dari melihat wajah-Nya.

0 komentar:
Posting Komentar