بسم
الله الرحمن الرحيم
Guru kami Ustadz Yazid bin Abdil Qadir Jawashafizahullah
berkata:
Persatuan nisbi bukan untuk sesuatu yang kekal (yakni akhirat), Inilah persatuan kebon binatang….
1) Maksudnya persatuan yang dipaksakan karena adanya tembok dan
jeruji besi, karena seandainya
tembok dan jeruji besi itu tidak ada niscaya akan saling menerkam. Jadi
kalimat tersebut hanyalahperumpamaan atas persatuan semu
lagi nisby.
Persatuan seperti ini bukanlah persatuan yang
diinginkan oleh Islam, Islam menginginkanpersatuan yang kuat yang dibangun di atas Tauhid, Sunnah dan
Manhaj yang benar.
Persatuan yang tidak dibangun di atas Manhaj yang benar tetap saja nisby, karena jika persatuan tersebut
benar-benar bersifat ukhrawi (baca: yang kekal) niscaya akan dibangun di atas
dasar al-Qur’an, as-Sunnah dengan manhaj yang benar.
Dalam hal ini Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَاعْتَصِمُوا
بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama)
Allah, dan janganlah kamu bercerai berai”. (Ali Imran [3]:
103).
Para ulama tafsir menafsirkan kata Hablullah (tali Allah) dengan beberapa
makna, ada yang mengatakan Al-Qur’an, adapula yang mengatakan agama Allah, dan
yang lainnya. Ibnul Arabi dan Ibnu Katsir menguatkan bahwa, makna Hablullah adalah al-Qur’an, walaupun semua
makna tersebut tidak bertentangan.
Dan jika kita diperintahkan untuk memegang teguh al-Qur’an, maka itu
pun berarti memegang teguh Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena tidak mungkin kita mengamalkan al-Qur’an tanpa mengamalkan
hadits.
Setelah Allah memerintahkan untuk memegang teguh tali Allah, lalu Allah
melarang perpecahan. Ini menunjukan bahwa, dengan memegang teguh al-Qur’an dan
as-Sunnah maka kita bisa bersatu, sebaliknya dengan meninggalkan al-Qur’an
dan as-Sunnah maka kita bercerai berai, dalam hal ini Abdullah
bin Abbas berkata:
حِينَ
تَبْيَضُّ وُجُوهُ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ، وَتَسْوَدُّ وُجُوهُ أَهْلِ
البِدْعَة وَالْفُرْقَةِ
“Yakni hari ketika putih wajah Ahlus Sunnah wal Jamaah, dan hitam
wajah ahli bid’ah dan perpecahan”. (Tafsir Ibnu Katsir II/92.)
Lihat bagaimana Abdullah Ibnu Abbas mensandingkan kata
bid’ah dengan perpecahan, ini menunjukan bahwa, memegang teguh
al-Qur’an dan Sunnah adalah pokok persatuan, dan meninggalkannya adalah pokok
perpecahan.
2) Kemudian, sangat buruk ‘persatuan’ yang tidak dibangun di atas landasan
al-Qur’an dan as-Sunnah, sangat buruk ‘persatuan’ yang hanya dibangun di atas perasaan apalagi
dengan tujuan duniawi yang fana, ialah ‘persatuan’ yang sebenarnya tidak
menyatukan, tidak saling menyayangi, juga tidak akan pernah saling membantu untuk
mewujudkan tujuan hidup, yakni Ubudiyah, bagaimana bisa sementara mereka
sendiri berbeda dalam makna dan perincian ubudiyah, ada yang gemar melakukan
kesyirikan adapula yang suka melakukan perkara bid’ah.
Syaikh Shalih al-Fauzan berkata:
Syaikh Shalih al-Fauzan berkata:
لا
يمكن الاجتماع مع اختلاف المنهج والعقيدة
“Tidak mungkin bersatu sementara manhaj dan akidahnya berbeda”.
(al-Al-Ajwibah al-Mufidah : 223).
Persatuan yang tidak dibangun di atas landasan al-Qur’an dan
as-Sunnah sejatinya adalah perpecahan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
وَهَذَا
التَّفْرِيقُ الَّذِي حَصَلَ مِنْ الْأُمَّةِ عُلَمَائِهَا وَمَشَايِخِهَا ؛
وَأُمَرَائِهَا وَكُبَرَائِهَا هُوَ الَّذِي أَوْجَبَ تَسَلُّطَ الْأَعْدَاءِ
عَلَيْهَا . وَذَلِكَ بِتَرْكِهِمْ الْعَمَلَ بِطَاعَةِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ
“Perpecahan ini, yakni yang terjadi antara umat, ulama dan para
masayikhnya, demikian pula para penguasanya, ialah perpecahan yang menjadikan
musuh-musuh Islam menguasai mereka, itu semua disebabkan karena mereka tidak
mentaati Allah dan RasulNya”. (Al-Washiyatul Kubra: 28).
3) Lalu, persatuan yang memang mempunyai banyak kepentingan. Apakah bentuknya uang, atau proyek, atau jabatan, atau
kedudukan dan semua persatuan yang tujuannya duniawi. Yang pada akhirnya nanti
mereka akan saling berebut (ini maksud dari perumpamaan dengan cakar-cakaran).
Allah Ta’ala berfirman :
تَحْسَبُهُمْ
جَمِيْعًا وَقُلُوْبُهُم شَتَّى
“Kamu kira hati mereka itu bersatu padahal hati mereka itu terpecah
belah. ” (Qs. Al Hasyr: 14)
Yang perumpamaan ini tidak ada kaitannya dengan aksi demo sama sekali.
Yang perumpamaan ini tidak ada kaitannya dengan aksi demo sama sekali.
Kesimpulan penting:
*Guru kami ustadz Yazid bin Abdil Qadir Jawas, mengungkapkan kata-kata di atas setelah menjelaskanbagaimana memegang teguh al-Qur’an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salaful Ummah, yang merupakan inti agar kaum muslimin bisa bersatu secara haqiqi.*
*Guru kami ustadz Yazid bin Abdil Qadir Jawas, mengungkapkan kata-kata di atas setelah menjelaskanbagaimana memegang teguh al-Qur’an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salaful Ummah, yang merupakan inti agar kaum muslimin bisa bersatu secara haqiqi.*
*Kemudian ceramah tersebut sama sekali tidak ada
hubungannya dengan aksi demo yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin, maka
sangat disayangkan bagi seseorang yang telah memelintirnya dan
mengaitkan potongan ceramah dengan aksi tersebut.*
Oleh karena itu, alangkah baiknya jika ceramah tersebut didengarkan secara lengkap dan utuh.Dan
itulah kewajiban kita dalam hal seperti ini, bukankah Allah memerintahkan kita
untuk Tabayyun, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ
تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti
agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”.
(Al-Hujurat [49]: 6)
Barang siapa yang diberikan petunjuk oleh Allah maka tidak akan ada
yang bisa menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah maka
tidak akan ada yang mampu memberikan hidayah kepadanya.
📝 Ditulis oleh : Ustadz Beni Sarbeni Abu Sumayyah, Lc
Mudir Pondok Pesantren Sabilunnajah, Bandung
Mudir Pondok Pesantren Sabilunnajah, Bandung
Sumber: https://www.facebook.com/MocHaMmAd.HILMAN.aLfiQhY/posts/10208052763180353
Simak
Video Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas yang tidak dipotong : https://youtu.be/5oQu5geHfBA
0 komentar:
Posting Komentar