
Oleh:
Asy Syaikh Abdul Aziz Bin Baaz
Soal:
Wahai Syaikh, sebagian besar perselisihan yang terjadi di kalangan orang-orang yang terjun di medan dakwah ilallah menyebabkan kelemahan dan hilangnya wibawa kaum muslimin. Kebanyaan perselisihan itu terjadi karena kebodohan mereka terhadap adab dalam perselisihan. Bagaimanakah pengarahan Syaikh terhadap masalah ini?
Wahai Syaikh, sebagian besar perselisihan yang terjadi di kalangan orang-orang yang terjun di medan dakwah ilallah menyebabkan kelemahan dan hilangnya wibawa kaum muslimin. Kebanyaan perselisihan itu terjadi karena kebodohan mereka terhadap adab dalam perselisihan. Bagaimanakah pengarahan Syaikh terhadap masalah ini?
Jawab:
Ya sebagaimana yang juga telah diwasiatkan saudara-saudaraku dari kalangan ahlul ilmi dan da’i ilallah adalah memilih cara yang baik dan lemah lembut dalam berdakwah dan dalam masalah perbedaan ketika terjadi perdebatan dan diskusi dalam masalah itu. Hendaklah rasa emosi tidak membawanya pada apa yang tidak layak untuk dikatakan sehingga akan menyebabkan perpecahan dan perselisihan atau saling membenci dan saling menjauhi. Bahkan wajib bagi pengajar dan da’i ilallah untuk memilih cara-cara yang paling tepat dan lemah lembut dalam kata-kata sehingga dapat diterima dan hati pun tidak saling berjauhan.
Ya sebagaimana yang juga telah diwasiatkan saudara-saudaraku dari kalangan ahlul ilmi dan da’i ilallah adalah memilih cara yang baik dan lemah lembut dalam berdakwah dan dalam masalah perbedaan ketika terjadi perdebatan dan diskusi dalam masalah itu. Hendaklah rasa emosi tidak membawanya pada apa yang tidak layak untuk dikatakan sehingga akan menyebabkan perpecahan dan perselisihan atau saling membenci dan saling menjauhi. Bahkan wajib bagi pengajar dan da’i ilallah untuk memilih cara-cara yang paling tepat dan lemah lembut dalam kata-kata sehingga dapat diterima dan hati pun tidak saling berjauhan.
Sebagaimana
firman Allah Subhanahu Wata’ala terhadap Nabi-Nya (yang artinya), “Maka
disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut kepada mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentu mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu….” (Ali Imran:159)
“Maka
berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut
mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (At Thaha:44)
Juga
firman Allah Subhanahu Wata’ala (yang artinya): “Serulah manusia kepada jalan
Rabbmu dengan hikmah dan nasehat yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara
yang lebih baik” (An Nahl:125)
Rasulullah
Sholallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda (yang artinya), “Sesungguhnya kelembutan
itu tidak akan ada pada sesuatu melainkan dia akan menghiasinya dan tidak akan
tercabut dari sesuatu melainkan dia akan menjadi jelek” (Riwayat Muslim dalam
Shahihnya)
Dan
sabda Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam (yang artinya), “Barangsiapa
terhalang dari sikap lembut, maka ia berarti terhalang dari kebaikan
seluruhnya” (Riwayat Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah dishahihkan Syaikh
Al Albany dalam Shahih Al Jami’)
Untuk
itu bagi mereka yang mengajak ke jalan Allah agar memilih cara-cara yang paling
tepat dan menghindari kekerasan dan kekakuan, karena hal itu akan menyeret
kepada penolakan kebenaran (Al Haq) dan kerasnya perselisihan serta perpecahan
diantara saudara.
Cara yang dimaksud disini adalah menjelaskan kebenaran
dan memberi semangat untuk dapat menerimanya dan mengambil faedah dari dakwah
itu. Bukanlah semata-mata menampakkan ilmu atau menampakkan kamu menyeru kepada
Allah atau jalan Allah atau mempertunjukkan kamu memiliki kecemburuan terhadap
agama Allah. Allah lah yang mengetahui rahasia hati dan apa yang paling tersembunyi
. Yang dimaksud adalah seruanmu ke jalan Allah dan memberikan manfaat kepada
manusia. Terletak pada dirimulah sebab diterima atau ditolaknya seruan itu.
Maka berhati-hatilah!
0 komentar:
Posting Komentar